Opini Pos Kupang

Sina Riang di Rahim Sastra NTT

Panggung sakral khusus untuk para perempuan ini diprakarsai oleh Teater Perempuan Biasa besutan tangan dingin Dr. Lanny Koroh.

Editor: Dion DB Putra
FOTO YAHYA ADO
Sina Riang mementaskan teater kemanusiaan di Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, Minggu malam, 11 November 2018 

Apresiasi untuk Panggung Perempuan Biasa III

Oleh: Yahya Ado
Penulis Monologia `Perempuan Rembulan' di Panggung Perempuan Biasa I

POS-KUPANG.COM - Panggung Perempuan  Biasa telah memasuki tahun pementasan ketiga. Panggung sakral khusus untuk para perempuan ini diprakarsai oleh Teater Perempuan Biasa besutan tangan dingin Dr. Lanny Koroh.

Ruang istimewa ini diberikan hanya bagi kaum perempuan NTT (Nusa Tenggara Timur) untuk berkarya, bersuara, dan berdaya. Tema-tema yang dikemas setiap tahun pun tentang fenomena kehidupan perempuan dan anak perempuan di bumi Flobamora ini.

Kali ini menampilkan sebuah pertunjukan kejutan. Teater Perempuan Biasa menghadirkan ibu-ibu dari dusun Belle, Desa Waiburak, Adonara, Flores Timur NTT. Mereka tergabung dalam Sanggar Sina Riang (Kampung Gembira) yang terbentuk sejak tahun 2014.

Pentas teater Deran Ata Kerume di Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, Minggu malam, 11 November 2018
Pentas teater Deran Ata Kerume di Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, Minggu malam, 11 November 2018 (FOTO YAHYA ADO)

Mereka datang beramai-ramai ke kota Kupang, ibu kota provinsi NTT untuk mementaskan sebuah teater yang diberi judul "Deran Ata Kerume (Sahabat Deran)".

Teater yang disutradarai oleh Veronika Ratumaking, mengambil realitas kehidupan sosial terkini di bumi tandus nusa cendana. Kisah tentang seorang anak perempuan yang menjadi korban TKW (Tenaga Kerja Wanita) di luar negeri, lalu mati setelah diperjualbelikan menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Janji manis saat seorang germo yang membujuknya di usia sekolah menengah pertama (SMP) untuk mendapat pekerjaan bagus dan mendapat banyak uang tak sama kenyataan sebenarnya.

Sina Riang mementaskan teater kemanusiaan ini dua kali di Kota Kupang. Pertama pada Minggu malam, 11 November 2018 di Taman Budaya Gerson Poyk yang mampu memukau ratusan penonton.

Kedua, Sina Riang mendapat tawaran khusus untuk pentas secara live di panggung TVRI (Televisi Republik Indonesia) pada Senin, 12 November 2018 yang tak kalah menghipnotis.

Ini sebuah kehormatan, sekaligus apresiasi buat ibu-ibu yang jauh-jauh datang dari sebuah dusun sunyi di Adonara. Sekaligus ini apresiasi kepada Panggung Perempuan Biasa yang telah memberi ruang ini selama tiga tahun.

Air Mata Duka

Tema tentang TKI/TKW (Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Wanita) diambil karena banyak kisah memilukan yang sedang mendera batin rakyat seantero NTT.

Mendengar kisah TKI/TKW selalu memuncak emosi dalam gugatan dan goresan tangis. Sina Riang gelisah lantaran dari sudut kampungnya mereka mengalami bahkan mendengar kabar berbagai media, bahwa kematian para pahlawan devisa negara terbesar itu seakan menjadi hal lumrah tanpa jalan selesai.

Pentas teater Deran Ata Kerume di Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, Minggu malam, 11 November 2018
Pentas teater Deran Ata Kerume di Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, Minggu malam, 11 November 2018 (FOTO YAHYA ADO)

Kematian hanya sekadar ratapan pilu pihak keluarga terdekat. Setelah itu selesai, dan tanpa ada daya ungkit untuk menyelesaikan. Mati sudahlah mati saja. Tak pernah berani mengungkap siapa salah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved