Berita Kabupaten TTU Terkini
Kematian Ibu di TTU Meningkat, Begini Komentar Anggota DPRD
Angka kematian ibu di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada tahun 2018 mengalami peningkatan.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Angka kematian ibu di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada tahun 2018 mengalami peningkatan.
Jika pada tahun 2017, jumlah kematian ibu hanya sebanyak 2 kasus, maka pada tahun 2018 ini, jumlah kematian ibu meningkat menjadi 6 kasus.
Menanggapi soal peningkatan angka kematian ibu tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Maria Filiana Tahu mengatakan memang angka kematian ibu di Kabupaten TTU meningkat sangat drastis.
Baca: Pendaftaran Calon Anggota KPU Kabupaten dan Kota se-NTT 5 November 2019
"Atas meningkatnya kasus kematian ibu di Kabupaten TTU, tentu kita merasa prihatin dengan kondisi ini," ungkap Ketua Komisi Tiga DPRD Kabupaten TTU kepada POS- KUPANG.COM melalui WhatsApp, Minggu (4/11/2018) siang.
Maria mengatakan, atas masalah tersebut, pemerintah daerah Kabupaten TTU harus segera melakukan evaluasi terhadap kinerja para petugas kesehatan baik yang ada di rumah sakit maupun di puskemas.
Baca: Ini Pesan Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang pada Acara Pengukuhan Lulusan PDD AKN Nagekeo
Selain itu, Maria juga meminta kepada pemerintah Kabupaten TTU supaya segera melakukan evaluasi terhadap sistem rujukan dan pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu.
"Untuk itu pihak rumah sakit perlu segera lakukan evaluasi kinerja, dalam kaitanya dengan sistem rujukan juga pelayanan di rumah sakit," ungkap politisi PDIP itu.
Maria mengharapkan, agar semua pihak dapat mendukung dalam upaya menekan angka kematian ibu di Kabupaten TTU.
Menurutnya, kematian ibu harus menjadi perhatian semua pihak sehingga tidak dibenarkan apabila hanya menjadi tanggung jawab OPD terkait.
"Kesehatan tidak hanya menjadi perhatian OPD terkait saja, tapi semua pihak, baik itu pemerintah maupun masyarakat dan pihak swasta, juga harus merasa bertanggungjawab dengan kasus kematian ibu," ujarnya.
Menurut Maria, saat ini, masih menjadi budaya jadi budaya, bahwa urusan ibu hamil dan melahirkan merupakan urusan suami dan keluarga intinya saja, namun ketika ibu melahirkan meninggal baru menkadi urusan bersama.
"Mestinya tidak, urusan hamil dan melahirkan itu sudah harus menjadi kepedulian bersama sehingga bisa menekan angka kematian kematian ibu dan anak di TTU," jelasnya.
Maria menambahkan, di Kabupaten TTU, sudah ada mekanisme rumah tunggu yang dibangun oleh pemerintah, namun ruang tunggu itu belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, butuh dukungan semua pihak untuk dapat melakukan sarkes tersebut kepada masyarakat.
"Pemerintah melalui OPD terkait juga harus mengoptimalkan jaringan-jaringan siaga kesehatan di masyarakat untuk mendukung peningkatan kesehatan. Mulai dari jaringan notifikasi, dan donor darah hingga rujukan pasien," jelasnya. (*)