Berita Kota Kupang
Ratusan Honorer Datangi Kantor Gubernur, Viktor Laiskodat Tantang Guru Pensiun Dini dan Berwirausaha
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menantang para honorer baik honorer tenaga teknis maupun honorer guru agar bisa berwirausaha.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Kekuatan, keinginan teman-teman untuk beradaptasi dengan sistem yang pemerintah buat.
"Kita siapkan, kalau siapa yang mau beradaptasi dengan standar yang kita buat, antara lain, harus fasih berbahasa Inggris secara aktif dan pasif, kedua akan dilatih dengan baik agar guru bisa mentranfer ilmu dan pengetahuan," ujarnya.
Dikatakan, program pemerintah NTT saat ini fokus pada pariwisata dan pariwisata itu dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, sehingga guru juga harus bisa berbahasa Inggris.
Tentang 603 honorer K2 di Kota Kupang, ia mengatakan, mampu mengatur semua jika para honorer itu mau berpindah tempat
"Pertanian lahan kering, peternak bisa bekerja di sana, kecuali tidak mau bekerja di luar dan hanya mau di dalam ruangan. Kalau mau kita akomodir," katanya.
Dia mengatakan, untuk pertanian lahan kering secara umum, pemerintah masih membutuhkan sekitar 800. 000 orang yang ingin bekerja baik di bidang pertanian lahan kering dan peternakan.
"Asal mau kerja di lapangan. Kalau tertarik ya kita siap, tapi kalau tertarik untuk kerja di dalam ruang dan takut matahari, jangan datang ketemu gubernur," ujarnya.
Dikatakan, untuk bekerja di lapangan, yakni mengajari bercocok tanam dengan baik.
Dia menantang, jika ada yang mau bekerja dengan upah tinggi dan berapa pun siap diberikan. "Mau penghasilan Rp 10 juta pun siap, asalkan mau bekerja dengan standar yang ada. Tetapi program pemerintah NTT saat ini mendorong masyarakat untuk berjiwa wirausaha," katanya.
Dengan bekerja keras, maka tidak ada istilah orang miskin di NTT.
"Saya mau bertemu para honorer ini bukan hanya mau dengar keluhan, tapi saya mau sampaikan soal cara pandang dan pemahaman kita. Di NTT ada dana KUR sekitar Rp 1 Triliun lebih yang penyerapannya hanya Rp 100 M lebih," ujarnya.
Setiap masyarakat bisa mengajukan bantuan KUR yang mana satu KK bisa mendapat Rp 25 Juta
"Perdagangan di NTT tidak diurus, antara semangka jadi jus tidak ada. Semangka terbuang-buang," ujarnya. (*)