Berita Kota Kupang
Ratusan Honorer Datangi Kantor Gubernur, Viktor Laiskodat Tantang Guru Pensiun Dini dan Berwirausaha
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menantang para honorer baik honorer tenaga teknis maupun honorer guru agar bisa berwirausaha.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM|KUPANG -- Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menantang para honorer baik honorer tenaga teknis maupun honorer guru agar bisa berwirausaha.
Viktor menyampaikan hal ini ketika menerima atusan tenaga honorer dari Kota Kupang mendatangi Kantor Gubernur NTT.
Pantauan POS-KUPANG.COM, Senin (22/10/2018), sekitar pukul 09:00 wita, mereka sudah ada di Gedung Sasando.
Baca: 25 Anggota Kelompok Mage Watu Aha Sikka Buat Pupuk Organik, Seru Loh Deretan Posenya!
Baca: Gubernur Viktor Laiskodat Copot Pejabat Kadis Nakertrans, Begini Jumlah TKI Asal NTT yang Tewas
Baca: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Lontarkan Jawaban Menohok Saat Ditanya Tentang Kadis Yang Dicopot
Baca: Jumlah TKI Asal NTT Yang Tewas Di Luar Negeri Bulan Tahun 2018 Sungguh Mencengangkan
Kehadiran mereka diterima Gubernur NTT dan Sekda, Ben Polo Maing.
Ketua Forum Tenaga Honorer , Saka Nenosaban mengatakan, kehadiran mereka untuk menyampaikan beberapa hal, yakni soal kesra yang dan juga soal honorer K2.
"Kami yang datang ini semua tenaga honorer baik guru dan tenaga teknis di Kota Kupang. Kami ingin agar bapak gubernur sebagai kepala daerah bisa menyikapi persoalan kami," kata Saka.
Menanggapi persoalan itu, Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat mengatakan, untuk honorer TK-SD-SMP sudah menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dan kota.
Baca: Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat , Berhentikan Kadis Nakertrans
Baca: Cinta Tak Kenal Usia .Nenek Nuraisyah (60) Nikahi Pemuda 25 Tahun Jadi Viral, Jomblo? Baca Pesannya!
Baca: Benarkah 5 Jenis Makanan Ini dengan Minuman Bersoda Bisa Berbahaya untuk Tubuh?
Sedangkan soal K2, ia mengatakan, tidak bisa jika sudah berusia diatas 35 tahun, sehingga pemerintah mendorong untuk pensiun dan berwirausaha.
"Sebagai gubernur, saya siap terima yang usia produktif. Kita siap terima tenaga kerja, jika mau kerja keras. Usia 35 itu masih produktif, karena itu bisa bekerja di sektor lain, sehingga kita dorong pensiun dini," katanya.
Program pemerintah NTT saat ini bisa dilakukan, karena itu apabila berniat menjadi PNS yang susah, karena lapangan pelayanan di NTT di bidang swasta sangat luas.
"Kita bisa dorong ke berbagai sektor. Saya siap terima orang yang siap bekerja. Mindset kita di NTT harus diubah, sehingga kalau mau jadi guru, harus jadi guru yang baik, karena itu kita akan bimbing para guru agar profesional di bidangnya," katanya.
Dikatakan, Pemprov NTT akan menyiapkan para guru yang memnuhi standar. "Jadi walaupun 35 tahun ke atas tapi kalau lulus tahapan dan standar. Kualitas secara subyektif karena itu, walau sudah 35 tahun keatas dan penuhi standar saya akan pakai," ujarnya.
Baca: Begini Reaksi Komedian Zule, Saat Anaknya Rizky Bongkar Fakta Hubungan Sang Ayah dengan Rita Tila
Dikatakan, untuk membangun NTT dari sisi kecerdasan, tidak harus dengan PNS, tetapi banyak sektor swasta yang masih ada sehingga akan didorong ke wirausaha.
"Kita akan dorong peningkatan mutu pendidikan di NTT dengan menyiapkan guru-guru secara baik dan memenuhi standar. Jadi untuk hidup itu bukan hanya dengan PNS, karena itu mindset ini harus diubah," katanya.
Kekuatan, keinginan teman-teman untuk beradaptasi dengan sistem yang pemerintah buat.
"Kita siapkan, kalau siapa yang mau beradaptasi dengan standar yang kita buat, antara lain, harus fasih berbahasa Inggris secara aktif dan pasif, kedua akan dilatih dengan baik agar guru bisa mentranfer ilmu dan pengetahuan," ujarnya.
Dikatakan, program pemerintah NTT saat ini fokus pada pariwisata dan pariwisata itu dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, sehingga guru juga harus bisa berbahasa Inggris.
Tentang 603 honorer K2 di Kota Kupang, ia mengatakan, mampu mengatur semua jika para honorer itu mau berpindah tempat
"Pertanian lahan kering, peternak bisa bekerja di sana, kecuali tidak mau bekerja di luar dan hanya mau di dalam ruangan. Kalau mau kita akomodir," katanya.
Dia mengatakan, untuk pertanian lahan kering secara umum, pemerintah masih membutuhkan sekitar 800. 000 orang yang ingin bekerja baik di bidang pertanian lahan kering dan peternakan.
"Asal mau kerja di lapangan. Kalau tertarik ya kita siap, tapi kalau tertarik untuk kerja di dalam ruang dan takut matahari, jangan datang ketemu gubernur," ujarnya.
Dikatakan, untuk bekerja di lapangan, yakni mengajari bercocok tanam dengan baik.
Dia menantang, jika ada yang mau bekerja dengan upah tinggi dan berapa pun siap diberikan. "Mau penghasilan Rp 10 juta pun siap, asalkan mau bekerja dengan standar yang ada. Tetapi program pemerintah NTT saat ini mendorong masyarakat untuk berjiwa wirausaha," katanya.
Dengan bekerja keras, maka tidak ada istilah orang miskin di NTT.
"Saya mau bertemu para honorer ini bukan hanya mau dengar keluhan, tapi saya mau sampaikan soal cara pandang dan pemahaman kita. Di NTT ada dana KUR sekitar Rp 1 Triliun lebih yang penyerapannya hanya Rp 100 M lebih," ujarnya.
Setiap masyarakat bisa mengajukan bantuan KUR yang mana satu KK bisa mendapat Rp 25 Juta
"Perdagangan di NTT tidak diurus, antara semangka jadi jus tidak ada. Semangka terbuang-buang," ujarnya. (*)