Berita NTT

Industri Pariwisata Harus Jadi Perhatian Pemerintah RDTL dan Pemprov NTT

industri pariwisata harus menjadi perhatian pemerintahan Indonesia maupun pemerintahan Timor Leste dan pemerintahan Provinsi NTT

Penulis: Gecio Viana | Editor: Ferry Ndoen
POS KUPANG.COM/GECIO VIONA
Dr Manuel Vong, Direktur Pasca Sarjana Dili Institute of Technology disela seminar internasional yang diadakan oleh Unwira Kupang di Neo Hotel By Aston Kota Kupang, Sabtu (20/10/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Dr Manuel Vong, Direktur Pasca Sarjana Dili Institute of Technology mengatakan, industri pariwisata harus menjadi perhatian pemerintahan Indonesia maupun pemerintahan Timor Leste dan pemerintahan Provinsi NTT khususnya.

"Untuk pemerintahan Provinsi NTT mari kita bekerja sama dan kita harus secara bersama-sama melihat di perbatasan," ungkapnya disela seminar internasional yang diadakan oleh Unwira Kupang di Neo Hotel By Aston Kota Kupang, Sabtu (20/10/2018).

Baca: Dandim Manggarai! Pacuan Kuda Warisan Nenek Moyang Patut Dijaga

Mantan Menteri Pariwisata Timor Leste tahun 2017-2018 ini menjelaskan, terkait kebijakan pembayaran visa dan pelayanan di perbatasan juga harus diperhatikan demi peningkatan sektor pariwisata kedua negara.

"Kebijakan untuk visa harus direview kalau orang Timor Leste masuk sini kan tidak bayar visa kalau orang Indonesia ke sana bagaimana ? Bayar visa atau tidak perlu," katanya.

"Tapi pelayanan diperbatasan harus diperhatikan tapi bagaimana dengan pelayanan di perbatasan dimana kita menunggu beberapa jam untuk mendapat pelayanan untuk izin masuk padahal kita ada bawa uang untuk masuk ke sini (Indonesia/NTT) dan hampir tiap Minggu kalau tidak salah tidak kurang dari 50-100 mobil yang masuk ke Indonesia dan setiap hari travel tidak pernah kosong," tambahnya.

Pihaknya juga melihat beberapa beberapa daerah yang berbatasan dengan Timor Leste sangat potensial untuk menjadi pusat pariwisata

"Saya lihat kita punya Kabupaten Alor, Dili, Oekusi dan daerah perbatasan coba kita lihat dalam sektor pariwisata tourism cluster akan menjadi satu alternatif untuk membangun link antara semua pulau pusat kepariwisataan di daerah ini. Kupang 10 tahun yang lalu bukan apa-apa tetapi sekarang bisa kita lihat perkembangannya itu karena pariwisata," katanya.

Terkait seminar internasional, ia mengaku sangat berterima kasih kepada pihak Unwira Kupang yang telah mengundangnya sebagai pemateri yang membawakan topik revitalisasi warisan Portugis dalam rangka pengembangan dan wisata religius di Timor Leste.

Menurutnya, secara historis bangsa Portugis dan Belanda datang yang datang pada tahun 1515 juga melakukan kolonialisasi dalam sisi budaya.

"Budaya yang dimaksud di sini baik dari ideologinya, tata cara dan pembangunan fisik yang dibuat ditinggalkan," jelasnya.

Ia juga melihat, setelah melewati masa kolonialisasi selama ratusan tahun, dapat dilihat trend model pariwisata dunia sekarang sudah mulai bosan dengan trend pariwisata yang modern art visual dan orang cenderung kembali ke hal-hal yang natural, kultural dan history

"Dan itu yang menjadi salah satu tren bagi yang baru memulai destinasi tourismnya atau yang disebut juga emergen tourism destination itu negara baru atau destinasi baru ini selalu merasa atau belum melakukan pembangunan. Padahal kalau kita melihat pada UNWTO sebuah lembaga dunia tentang pariwisata mencatat bahwa Asia dan Pasifik ini akan mendapatkan pertumbuhan wisatawan itu dari 208 juta menjadi 308 juta dari tahun 2016 sampai tahun 2018 ini," jelasnya.

Jika dilihat pada pertumbuhan itu dan proyeksi pertumbuhan mobilitas manusia atau wisatawan di dunia, kata Dr. Manuel, diperkirakan sampai tahub 2030 negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik terutama kita daerah kepulauan akan mendapat banyak kunjungan wisatawan dibandingkan dengan negara-negara maju.

"Pertanyaannya bagaimana kita bisa mempersiapkan diri menghadapi jadi tuan rumah yang menerima wisatawan pada tahun 2030," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved