Berita Nasional

Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan

Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan Publik.

Editor: maria anitoda
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Hashim Djojohadikusumo Blak-Blakkan Ungkap Karakter Asli Prabowo Subianto, Faktanya Mengejutkan Publik 

Selain menyinggung soal perpolitikan, Hashim juga berbicara mengenai kondisi gizi.

Ia bercerita mengenai kepedulian kakaknya, Prabowo Subiantopada masalah stunting di Indonesia. Pada saat ia masih tinggal di London, Inggris 2006 silam, Prabowo memanggilnya untuk berdiskusi.

Ternyata topik yang didiskusikan adalan masalah stunting. Hashim sempat heran, kakaknya memberi perhatian khusus pada masalah tersebut.

Prabowo Rayakan HUT Ke-67, Titiek Soeharto: Selamat Ulang Tahun Mas Bowo

"Saya kaget, Prabowo, Jenderal yang sudah saya kenal dari kecil, kini peduli pada masalah stunting," kata Hashim.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Hashim mengatakan pada saat itu ia sama sekali tidak tahu mengenai masalah stunting.

Ia baru paham saat Prabowo menceritakan keprihatinannya mengenai banyaknya anak penderita stunting di Indonesia.

"Dia (Prabowo) jelaskan, dia prihatin, waktu itu menjabat ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI).

Dia lihat banyak anak anak Indonesia pendek- pendek, rambutnya warna pirang, bukan karena pemain bola asing, tapi karena kurang gizi," katanya.

Pada saat itu kata Hashim jumlah anak penderita stunting di Indonesia berdasarkan data Bank Dunia mencapai 30 persen.

10 tahun kemudian jumlahnya bertambah menjadi 38 persen.

Para anak stunting tersebut menurut Hashim berasal dari keluarga yang kurang mampu.

"Anak anak ini datang dari keluraga miskin, orang tuanya tidak mampu memberikan makanan yang layak, seimbang. Mereka tidak mampu memberikan susu, sayuran, telor dan ikan," katanya.

Setelah dipelajari menurut Hashim salah satu masalahnya adalah kurangnya asupan susu.

Oleh karena itu Prabowo menlihat program koperasi susu yang pernah dibuat di India pada 1950 oleh Dr Verghese Kuriyen.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved