Berita Kota Kupang Terkini
Mahasiswa yang Jatuh dari Lantai 3 Kampus Unwira Kupang Akan Dirituali Kaklok
Keluarga akan membawa Frederikus "Rendi" Bere alias Akon (24) kembali ke kampung halaman untuk mengikuti ritual Kaklok.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Frederikus "Rendi" Bere alias Akon (24), mahasiswa semester VII PJKR Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang yang terjatuh dari lantai 3 gedung FKIP Universitas Katolik Widya Mandira, Rabu (16/10/2018) sore, sudah dibawa keluarga ke rumah kerabatnya di daerah Jalan Oe Eklam, Kelurahan Sikumana, Kupang, Kamis (18/10/2018) siang.
Rencananya, keluarga akan membawanya kembali ke kampung halaman untuk mengikuti ritual Kaklok.
Rendy alias Akon sebelumnya sempat bawa ke RS Leona sebelum dirujuk ke RS Siloam Kupang pada Rabu sekira pukul 17.30 Wita. Di RS Siloam, Rendy dirawat selama 20 jam dan ditangani di UGD hingga dilakukan CT Scan atas kondisi tubuhnya.
Baca: Hamdan Saleh Batjo Siap Jalankan Tugas Sebagai Ketua Fraksi Hanura
Rendy merupakan mahasiswa semester VII PJKR yang seharusnya hari ini (Kamis) melakukan ujian PPL di kampusnya. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, Rendy yang berencana mengunjungi seorang kawannya yang melakukan ujian skripsi FKIP Biologi di kampus Unwira malah ketiban sial.
Baca: Jimmi Sianto Resmi Diganti oleh Hamdan Saleh Batjo Jadi Ketua Fraksi Hanura
Ia jatuh dari lantai 3 di gedung FKIP Universitas Katolik Widya Mandira di jalan San Juan Penfui, Kupang pada Rabu siang.
Petrus Bere, seorang paman korban ketika ditemui POS-KUPANG.COM di kediamannya mengatakan keluarga sedang berunding untuk membawa Rebdy kembali ke kampung halamannya di Dusun Koka, Desa Manumitin Silole Kecamatan Sisitamea, Kabupaten Malaka. Di sana, direncanakan akan dilajukan rituan Kaklok untuk Rendy.
"Keluarga sedang berembug untuk membawa kembali Rendy agar bisa memasuki rumah adat di kampung karna kita akan buat ritual Kaklok, kemungkinan besok kita antar," jelas Petrus.
Petrus menambahkan, pihak keluarga menerima musibah yang menimpa anggota keluarga mereka dengan lapang.
Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan dokter dan hasil scan, diketahui Rendy mengalami patah tulang paha kanan dan tempurung lutut kanan serta lengan kanan. Kondisinya sadar namun tidak dapat banyak bergerak karena memakai penyangga.
Paman korban lainnya, Yulius Bere mengungkapkan bahwa mereka mendengar musibah yang menimpa anak mereka itu dari teman-temannya. Saat mereka dengar, Rendy sudah dibawah ke RS Siloam.
Kepada POS-KUPANG.COM, Fridus Tae alias Dusta (27) rekan sekamar Rendy menjelaskan, Rendy terjatuh dari lantai tiga gedung FKIP pada Rabu siang. Ia terjatuh dari lokasi lobang yang rencananya akan dibuat jalur lift.
"Dia bilang saat itu seperti tidak sadar dan tidak melihat kalau ada lobang yang tidak diberi tanda atau pagar. Tiba-tiba saja dia sudah terjatu," ungkap Dusta menirukan ceritera Rendy.
Rendy, lanjut Dusta terjatuh membentur sisi lantai dua kemudian terpental dan jatuh kembali hingga lantai dasar.
"Saat jatuh, katanya dia sempat raih pinggiran lantai, tapi karna tidak kuat, dia jatuh lagi ke lantai dua. Saat itu sempat raih juga, tapi akhirnya jatuh lagi. Beruntung dia jatuh dari lantai tiga tetapi masih bisa selamat, ini sejarah," ungka lelaku yang sama berasal dari Malaka ini.
Terkait pertanggungjawaban pihak kampus, Petrus, paman korban menjelaskan bahwa pihak kampus juga sudah berdialog dengan pihak keluarga. Bahkan pada Rabu malam, Rektor Unwira P. Philipus Tule SVD juga telah mengunjungi Rendy di IGD RS Siloam.
Dari pembicaraan dengan keluarga, pihak kampus menjanjikan akan memberikan bantuan separuh dari biaya perawatan korban.
"Kita sudah bicara dengan pihak kampus, mereka berjanji akan menanggung separuh biaya perawatan. Tapi kita belum tahu jelas, apakah ini hanya berlaku untuk biaya rumah sakit atau keseluruhan biaya yang dikeluarkan hingga korban benar-benar sembuh," ungkapnya.
Petrus menjelaskan, dari total Rp 5,3 juta biaya RS Siloam, sebanyak Rp 2,7 juta ditanggung oleh pihak Unwira.
Pantauan POS-KUPANG.COM pada Kamis siang, puluhan rekannya memenuhi halaman IGD RS Siloam untuk mendampingi korban. Saat korban dibawa ke rumah keluarga dengan mobil ambulance pun, rekan-rekannya tetap mengantar ke rumah keluarga.
Ketika sampai di rumah, Rendy dibaringkan di atas kasur di ruang tengah rumah itu. Rendy tidak banyak bergerak, ia tidur dan tidak mengeluarkan satu kata pun. (*)