Berita Nasional
Berbohong Tentang Operasi Sedot Lemak, Ratna Sarumpaet Juga Melakukan 28 Hal Heboh
Berbohong tetang operasi sedot lemak, Ratna Sarumpaet juga pernah melakukan 28 hal heboh ini.
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
4. Keluarga Ratna
Ratna Sarumpaet dibesarkan di keluarga Batak Kristen yang aktif dalam politik. Ratna merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Julia Hutabarat, seorang aktivis hak-hak wanita. Keduanya juga menonjol dalam komunitas Kristen.

Tiga saudaranya – Mutiara Sani, Riris Sarumpaet dan Sam Sarumpaet – adalah anggota komunitas seni Indonesia. Saat remaja ia pindah ke Jakarta untuk belajar disana, menyelesaikan sekolah menengahnya di PSKD Menteng. Dalam biografinya, teman sekelasnya Chrisye ingat bahwa Sarumpaet sangat percaya diri; dia mencatat bahwa ia menikmati menulis puisi dan kemudian membacanya dengan suara keras sementara siswa lain terlibat dalam kegiatan lain.
5. Teater Satu Merah Panggung
Pada 1969 ia belajar arsitektur di Universitas Kristen Indonesia. Pada saat inilah dia melihat penampilan Kasidah Berzanji oleh suatu kumpulan yang dipimpin oleh W.S. Rendra, yang meyakinkannya untuk keluar dari universitas tersebut dan bergabung dengan grup tersebut.
Pada tahun 1974 ia mendirikan Teater Satu Merah Panggung, yang melakukan adaptasi karya-karya asing seperti Rubaiyat Omar Khayyam serta Romeo and Juliet dan Hamlet karya William Shakespeare – yang terakhir, Sarumpaet memainkan peran tituler.
Baca: Karakter Ratna Sarumpeat Berdasarkan Zodiaknya, Temperamen, Posesif
6. Masuk Islam
Sarumpaet menjadi tertarik pada Islam di masa remajanya, namun baru menjadi seorang mualaf setelah menikah dengan seorang pengusaha berdarah Arab-Indonesia, Ahmad Fahmy Alhady. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat orang anak yaitu, Mohamad Iqbal (1972), Fathom Saulina (1973), Ibrahim (1979), dan Atiqah Hasiholan(1982). Atiqah juga seorang aktris dan kemudian akan membintangi film ibunya Jamila.
7. Mengalami KDRT
Pada tahun 1976, Sarumpaet, yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, meninggalkan teater dan memasuki industri film. Setelah perceraiannya, yang memakan waktu beberapa tahun dan membutuhkan rekam tulang rusuknya yang patah untuk memenuhi keperluan di pengadilan agama, ia kembali ke teater pada tahun 1989 dengan pertunjukan Othello karya Shakespeare.
Sarumpaet mulai bekerja sebagai sutradara pada tahun 1991, dengan serial televisi Rumah Untuk Mama, yang disiarkan di stasiun televisi milik pemerintah TVRI. Di tahun yang sama, ia mengadaptasi Antigone, suatu tragedi oleh penulis Perancis Jean Anouilh, dalam latar Batak.
8. Kuliah di Fakultas Hukum
Sempat menempuh kuliah di Fakultas Teknik Arsitektur dan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia, Ratna memilih kesenian sebagai alat perjuangannya. Keberpihakannya pada orang-orang kecil dan marginal menjadi tema setiap karya yang dilahirkannya yang mengupas secara terbuka masalah-masalah kemanusiaan, kebenaran dan keadilan serta mempertanyakannya secara frontal ke hadapan pemerintah.
9. Aktifias HAM
Dalam lima belas tahun terakhir, di tengah kesibukannya sebagai aktivis hak asasi manusia (HAM) dan kemanusiaan, Ratna telah menghasilkan sembilan naskah drama, yang membuatnya dikenal dalam bidangnya.