Berita Nasional

Mahasiswa Baru Rentan Terpapar Radikalisme

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan mahasiswa baru rentan terpapar radikalisme.

Editor: Ferry Ndoen
istimewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius usai memberikan kuliah umum di hadapan 1.700 lebih mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional, Bandung, Minggu (26/8). 

POS KUPANG.COM -  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan mahasiswa baru rentan terpapar radikalisme.

"Mahasiswa baru sangat rentan dengan penyebaran paham negatif ini," kata Kepala BNPT saat memberikan kuliah umum  di hadapan 1.700 lebih  mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional, Bandung, Minggu. (26/08/2018)

Baca: Menteri Basuki Tinjau Pembangunan Jembatan Musi IV Dengan Perahu


Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, dengan masuknya mahasiswa baru ke suatu universitas negeri maupun swasta maka dimulai pulalah usaha perektrutan oleh-oleh kaum radikal teroris.

Baca: Bentrok di Oebelo dan Tanah Merah- Ini Empat Kesepakatan yang dihasilkan dalam Rapat Forkopimda NTT

Menurut dia, penyebaran paham negatif radikalisme di wilayah kampus sudah sangat memprihatinkan. Bahkan banyak dosen yang juga terpapar radikalisme sehingga ketika mereka menjadi mentor malah membawa anak didiknya ke paham negatif tersebut. 

Baca: Bupati Malaka Pastikan El Tari Cup 2019 Meriah

 
"Hati-hati dalam memilih mentor, hati-hati dengan dosen. Kalau kalian merasa sudah ada yang terlihat laporkan karena bukan cuma kalian yang terpapar, dosen juga terpapar, bahkan guru besar juga terpapar," katanya dikutip dari siaran pers.
 
Suhardi menegaskan universitas melalui rektor bertanggung jawab terhadap apa  saja yang terjadi di lingkungan kampus. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, dalam hal ini menyebarnya radikalisme dan terorisme, maka rektor patut disalahkan.

"Saya sudah bilang sama Menristekdikti, peran rektor itu sangat besar, apa yang terjadi di kampus itu tanggung jawab rektor. Kalau tidak mampu mengelola kampusnya, saya minta rektornya diganti," ujarnya.

Suhardi menjelaskan banyak permintaan kepada BNPT untuk mengisi kuliah umum di berbagai universitas terkait resonansi kebangsaan dan terkait radikalisme dan terorisme. Pihaknya berupaya memenuhi semua permintaan tersebut.

"Karena penanaman benih-benih radikalisme dan perekrutan anggota itu juga saat penerimaan mahasiwa baru maka saya berkepentingan, dan para pejabat BNPT saya tugaskan habis untuk memberikan pencerahan," katanya pada kuliah umum yang dihadiri oleh Rektor Institut  Teknologi Nasional Imam Aschuri itu. (*)

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved