Berita Nasional

Kementerian PUPR Rampungkan Pembangunan Pasar Wini, Motaain dan Motamasin di Perbatasan NTT

Kementerian PUPR kini tengah menyelesaikan pembangunan 7 pasar perbatasan di Indonesia, tiga di antaranya di Provinsi NTT

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Pembangunan tahap 2 Pasar Motaain di Kabupaten Belu, Provinsi NTT 

POS-KUPANG.COM | JAKARTA - Kementerian PUPR kini tengah menyelesaikan pembangunan 7 pasar perbatasan sebagai bagian pengembangan kawasan perbatasan sebagai pusat ekonomi baru yang terintegrasi dengan pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN).

Tujuh pasar perbatasan yakni di Skouw Papua, Nanga Badau, Entikong, dan Aruk di Kalimantan Barat, Wini, Motaain dan Pasar Motamasin di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di NTT, Pasar Wini dibangun dengan biaya Rp 12,82 miliar, saat ini progres sudah 92,12%, Pasar Motamasin dibangun dengan biaya Rp 9,6 miliar sudah 99%, Pasar Motaain dengan biaya Rp 14,24 miliar, progres fisik sudah 86,76%. Ketiga pasar tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2018.

Baca: Nelayan Rote Ndao Kelukan Masalah Izin, Hamdan Minta Perhatian Pemprov

Pada setiap pasar akan terdiri dari kios tertutup dan lapak terbuka dengan total lapak yang akan tersedia adalah 905 buah. Bangunan pasar juga didesain dengan mengakomodir kearifan budaya lokal dilengkapi landsekap.

Di Provinsi Papua, Kementerian PUPR membangun Pasar Skouw dengan biaya Rp 70,24 miliar, dengan progres fisik 93,33% dan ditargetkan rampung pada tahun 2019.

"Setelah terbangunnya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw di Papua, orang banyak datang ke perbatasan untuk melakukan perdagangan, lalu di PLBN Entikong Kalimantan Barat, sekarang kita buatkan pasar di perbatasan. Itu semua untuk membangun wilayah perbatasan sebagai pusat ekonomi baru," kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Di Kalimantan Barat, Pasar Nanga Badau dengan biaya Rp 7,33 miliar, progres fisiknya 66,73%, Pasar Entikong dengan biaya sebesar Rp 27,17 miliar, progres fisik mencapai 55,93% dan Pasar Aruk dengan biaya Rp 22,23 miliar progress fisik 71,17%. Pasar Nanga Badau akan rampung tahun 2018, sementara Pasar Entinkong dan Pasar Aruk ditargetkan rampung pada tahun 2019.

Bangun Tiga Pasar Tradisonal

Tahun 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan tugas tambahan untuk membangun pasar, sekolah/madrasah dan rumah sakit perguruan tinggi.

Sebelum mendapat penugasan tersebut, pada tahun 2018, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan Detailed Engineering Desain 3 pasar tradisional yang hancur akibat kebakaran. Ketiganya adalah Pasar Atas Bukit Tinggi, Pasar Johar Semarang, dan Pasar Aksara Medan.

Konstruksi Pasar Atas Bukittinggi akan dimulai tahun ini, sementara Pasar Johar dan Pasar Aksara dimulai tahun 2019.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan revitalisasi dan pembangunan pasar tradisional oleh Pemerintah bukan swasta menunjukan keberpihakan Pemerintah kepada para pedagang agar nantinya harga sewa kios pasar yang baru tetap terjangkau.

"Meski Pasar Atas Bukittingi, Johar Semarang dan Aksara Medan merupakan kewenangan Pemerintah Daerah, namun semua pihak harus turun tangan membantu, termasuk Kementerian PUPR," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Pasar Atas Bukittinggi mengalami kebakaran hebat pada 30 Oktober 2017 lalu yang menyebabkan sekitar 1.000 lebih kios pedagang di gedung tiga lantai itu ludes terbakar.

Umumnya pedagang Pasar Atas menjual pakaian, songket, sulam, makanan dan jenis dagangan lainnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved