Berita Kabupaten Ngada
Rumah Literasi Cermat Ngada Bentuk Komunitas Kriya Limbah Di Wolomeze
Rumah Literasi Cermat (RLC) Ngada membentuk Komunitas Kriya Limbah di Wolomeze yang berpusat di Kurubhoko
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA--Rumah Literasi Cermat (RLC) Ngada membentuk Komunitas Kriya Limbah di Wolomeze yang berpusat di Kurubhoko dengan nama Kriya Kurubhoko di Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada.
Tuan Rumah Literasi Cermat (RLC) Emanuel Djomba, kepada Pos Kupang, mengatakan, pembentukan Kriya Kurubhoko tersebut sebagai upaya mengorganisir para peserta work shop seni kriya limbah anorganik beberapa waktu lalu.
Work shop seni kriya limba itu digelar RLC bekerja sama dengan Rotary Club (RC) Distrik 3410 wilayah Indonesia Barat, Join RC Bandung Siliwangi, RC Bandung Kota Kembang dan RC Medan Thamrin, yang berlangsung di Kurubhoko 26 – 27 Juli 2018 lalu.
Para saat itu para peserta yang terdiri atas ibu-ibu PKK, para guru, orang muda dan siswa sekolah antusias untuk meneruskan pengelaman work shop itu dengan kegiatan lanjutan.
Komunitas dalam binaan RLC itu, kata Emanuel akan melakukan kegiatan lanjutan secara reguler ke depan.
Menurut Emanuel, Sabtu (4/8/2018) akan dilakukan work shop kecil sebagai kelanjutan work shop yang lalu, yang akan dilaksanakan di Taman Baca Efata di Kurubhoko.
Kegiatan ini juga akan dilanjutkan ke berbagai sekolah dan kelompok dasa wisma bagi ibu-ibu PKK untuk mengimplementasikan tema work shop: “Ketahanan Pangan Berbasis Sampah Rumah Tangga".
“Tema ini sangat aktual dengan konteks wolomeze hari-hari ini, karena itu akan terus ditularkan ke kelompok-kelompok dasa wisma, bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kecamatan Wolomeze dan Komunitas Imam OFM Kurubhoko yang sedang mendesain program pastoral dari dapur," papar Emanuel, Rabu (1/8/2018).
Emanuel mengatakan, ini memang gayung bersambut antara kegiatan kita dengan program PKK dan program Pastoral Paroki Kurubhoko.
“Kita akan bersinergis sehingga program ini dapat terlaksana dengan baik," ujar Emanuel.
Ia mengaku, kegiatan work shop beberapa waktu lalu ternyata direspons publik cukup baik. Itu terbukti karena ada beberapa sekolah yang sudah menghubungi RLC untuk melakukan pelatihan yang sama ke sekolah dengan menyasar siswa dan guru.
"Karena kata mereka kerja kreatif ini menjawabi K-13 yang kini sedang diimplementasikan. Salah satu sekolah yang sudah hubungi RLC dari kabupaten Nagekeo," ungkap Emanuel.
Sebelumnya saat menutup kegiatan work shop kriya limba, Presiden Rotari Distrik 3410 wilayah Indonesia Barat Rita Isdiantini menaruh harapan agar kegiatan ini dilanjutkan.
Harapan Rita disambut peserta work shop yang sepakat melanjutkan dalam wadah komunitas kriya limbah.