Berita Nasional
Manfaat Pohon Kesambi yang Banyak Orang Tak Tahu, Temuan Mahasiswi Kupang Bisa untuk Deodorant
Pohon Kesambi atau Kusambi atau Usapi ini kerap dipergunakan untuk bahan bakar dan pengasapan daging se'i.
Penulis: Bebet I Hidayat | Editor: Bebet I Hidayat
Buah kesambi yang sudah masak sangat digemari oleh monyet dan burung, termasuk anak-anak, Di beberapa daerah, buah kesambi yang sudah masak dapat dibuat manisan.
Biji kesambi dilapisi dan diselimuti oleh kulit yang berwama cokelat, bentuknya bulat panjang dengan ukuran antara 6-14 mm. Mudah pecah dan daging bijinya mengandung 70 persen minyak sangat berguna sebagai bahan pembuatan minyak gosok (dikenal dengan minyak makasar).
Baca: 10 Tahun Berkarya Syahrini Siap Adakan Konser, Harga Tiket Paling Mahal Capai Rp 25 Juta!
Baca: Berjuluk Syahrini, Begini Penampilan Cantik Anggota DPRD Termuda Ini, Diterpa Kabar Positif Nyabu
Jadi Deodorant
Pohon Kesambi ternyata juga bisa dijadikan bahan deodorant. Seperti hasil temuan mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) tahun 2017 lalu.
Bermaksud mengangkat potensi daerah, Yudith Pratusi (22), mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) membuat inovasi dari tanaman lokal Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bahan tugas akhir.
Dari studi literatur yang ia lakukan selama hampir 1 tahun, ia menemukan ada 3 kayu khas kampungnya, yaitu Cendana, Kemiri dan Kesambi.
Berbeda dengan Cendana dan Kemiri yang banyak dikembangkan, pohon Kesambi selama ini hanya dijadikan tanaman jalan dan bahan bakar pengasapan ikan.

"Saya cari informasi agak sulit tentang Kesambi ini karena memang jarang penelitiannya. Tetapi ada riset tahun 2015 yang mengungkapkan adanya kandungan anti bakteri dalam kayu ini. Makanya bagus untuk pengasapan juga,"papar mahasiswi kelahiran Kupang, 24 Maret 1995 ini ketika ditemui di Laboratorium Farmasi Fisika gedung FA lantai 1 Kampus Ubaya Tenggilis jalan Raya Kalirungkut Surabaya.
Sulung 2 bersaudara ini mengungkapkan pohon Kesambi juga digunakan sebagai obat kulit yang sangat manjur oleh masyarakat setempat secara turun temurun.
Dalam beberapa penelitian, cairan ekstrak dari kulit kayu Kesambi mengandung dua jenis zat. Yaitu zat Taraxerone dan zat Tricadinenic acid A yang memiliki antimikroba dan antioksidan.
Karena manfaat anti bakterinya, Yudith berusaha memanfaatkannya sebagai Deodoran yang mekanismenya digunakan menghambat bakteri di ketiak.
“Bau badan disebabkan oleh adanya pertumbuhan bakteri yang terdapat pada aksila (ketiak) yang mendegradasi sekresi dari kelenjar apokrin, Penanganan terhadap bau badan sendiri sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan kepercayaan diri manusia.” ungkap Yudith Pratusi mahasiswi Fakultas Farmasi yang sedang mengambil profesi Apoteker ini.
Sebelum dijadikan deodoran, diperlukan pembuatan ekstrak atau sari dari kulit kayu Kesambi.
Kemudian hasil ekstrak tersebut dilakukan formulasi dan evaluasi stabilitas pH pada deodoran yang mengandung ekstrak kulit kayu Kesambi.
Tujuannya untuk mengetahui apakah produk tersebut sudah aman dipakai atau belum.