Catatan Sepakbola

Kisah Kecil Seorang Putra Altar

Hari ini Kroasia membuktikan diri sebagai tim paling konsisten di Rusia 2018 dengan hasil seratus persen.

Penulis: dion db putra | Editor: Dion DB Putra
(REUTERS / Carlos Barria)
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic (20/6/2018). 

Lalu siapakah arsitek Kroasia? Dia bukan siapa-siapa bila dibandingkan nama besar Didier Deschamps. Manajer Kroasia, Zlatko Dalic sepi nian di jagat sepakbola Eropa apalagi dunia. Sebagai pemain dia pun sangat biasa. Bukan kelas bintang. Cari tahu via Om Google data dirinya tak banyak.

Pria kelahiran Livno, Bosnia dan Herzegovina 26 Oktober 1966 tersebut sungguh pelatih tak ternama. Minim nian ulasan tentang dirinya bahkan ketika Kroasia sudah berada di babak perdelapanfinal Piala Dunia 2018.

Sederhana dan berpembawaan tenang. Itulah profil Zlatco Dalic. Dia piawai memotivasi anak asuhnya manakala mereka berada dalam tekanan hebat. Dua kali Kroasia lolos dari drama adu penalti dan mengalahkan Inggris pada masa perpanjangan waktu di semifinal adalah sekilas indikasi tangguhnya mental para pemain dari Semenanjung Balkan tersebut.

"Ketika memasuki babak perpanjangan waktu saya harus tetap tenang, walaupun batin bergolak hebat. Malam ini kami tidak memainkan game terbaik, tetapi kami menunjukkan perjuangan dan karakter kami," kata Zlatko Dalic seusai laga melawan Inggris.

Boleh jadi faktor ketenangan itu karena Dalic tidak lupa berdoa sesuai keyakinan imannya. Dia mengaku sebagai putra altar pada masa bocah. "Di sebelah rumah orangtua saya ada biara Fransiskan di Gorica. Sebelumnya, pada waktu yang berbeda, saya adalah seorang putra altar, senang pergi ke gereja, ibu saya mengajari saya dan mengarahkan saya menjadi orang yang beriman sepanjang waktu, dan begitulah cara saya membesarkan anak-anak saya, dan setiap Minggu saya mencoba pergi ke ekaristi," katanya seperti dikutip dari HIDUPKATOLIK.Com.

Seluruh rakyat Krosia meyakini faktor ketenangan Dalic menghadapi situasi kritis merupakan nilai lebih kepribadiannya sehingga Luka Modric dkk bisa melaju sejauh ini. Kroasia yang tidak diperhitungkan kini merupakan calon kuat juara dunia yang baru.

Zlatko Dalic telah melahirkan harapan besar bagi rakyat Kroasia. Dia menebarkan demam bola yang belum pernah terjadi sebelumnya di negeri itu, bahkan ketika dulu masih bernama Yugoslavia.

Ekspresi demam bola antara lain diperlihatkan politisi di parlemen. Saat bersidang mereka tanggalkan jas necis dan dasi mencekik batang leher. Mereka memakai jersey timnas kotak-kotak merah putih disertai nama pemain dan nomor punggung.

Maka yang hadir sidang namanya adalah 23-Danijel Subasic, 21-Domagoj Vida, 3-Ivan Strinic, Ivan Strinic, 6-Dejan Lovren,2-Sime Vrsaljko, 10-Luka Modric, Milan Badelj, 7-Ivan Rakitic, 4-Ivan Perisic, 11-Marcelo Brozovic, 17-Mario Mandzukic, Verdan Corluka, 18-Ante Rebic, Andrej Kramaric dan lainnya. Tak lupa pula menamai dirinya sebagai Zlatko Dalic.

Sang putra altar dan anak asuhnya kini berada di ambang sejarah emas Kroasia. Dua puluh tahun lalu di Prancis, Kroasia yang dipimpin jenderal lapangan Davor Suker berakhir di semifinal. Suker menangis ketika mereka menyerah atas Zinedine Zidane dan kawan-kawan.

Tahun ini Kroasia sudah berada di final Piala Dunia menghadapi lawan yang sama. Era berganti. Nasib bisa berbeda, kawan! Dulu Prancis berpesta. Mungkin saatnya tim kotak-kotak merah putih berjingkrak riang.

Bukan soal mitos 20 tahun lahir juara baru. Jika nanti Kroasia juara itu buah usaha dan kerja keras mereka. Kalau gagal pun, Zlatko Dalic menorehkan rekor baru. Prestasinya lebih top dibandingkan pendahulunya Miroslav Blazevic yang mengasuh Davor Suker dkk 1998. *

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved