Catatan Sepakbola

It is Final! Selesai Sudah! Prancis Juara!

Mandzukic menyundul bola ke gawang sendiri, Perisic menyamakan kedudukan, Perisic menurut VAR menyentuh bola

Editor: Putra
EPA
Para pemain Prancis merayakan gol Mbappe, gol keempat bagi mereka di laga final Piala Dunia 2018 melawan Kroasia. 

Ulasan Dewa Putu Sahadewa
Masgibol Flobamora

POS-KUPANG.COM - Pupus sudah ramalan akan lahirnya juara baru Piala Dunia. Kroasia memang memenangkan ball possesion, mendominasi lapangan tengah, membuat peluang tapi Prancis lebih efektif di Final Piala Dunia 2018.

Mandzukic menyundul bola ke gawang sendiri, Perisic menyamakan kedudukan, Perisic menurut VAR menyentuh bola dengan tangan di area penalti, gol penalti rutin Griezmann, selanjutnya dua parade gol indah oleh Pogba dan sang bintang muda yang berani menyajari langkah Pele, Mbappe, satu gol Mandzukic akibat blunder Lloris.

Wow betapa komplit enam gol di partai puncak Final Piala Dunia 2018 ini. Benar-benar layak disebut final , partai puncak dengan banyak gol.Serangan demi serangan yang menggairahkan. Final idaman setelah Final Piala Dunia 1958.

Sejarah pun mencatat Deschamps menjadi orang ketiga setelah Zagallo dan Beckenbauer yang meraih piala sebagai pemain dan pelatih. Sejarah juga mencatat Mbappe sebagai remaja 19 tahun kedua yang mencetak gol di babak final Piala Dunia.

Sejarah mencatat kembali Prancis juara dengan cara yang sama yakni striker tidak perlu mencetak gol, biarkan pemain tengah melakukannya.

Kroasia bukan tidak menulis sejarah, merekalah finalis dengan peringkat FIFA terendah di antara 4 semifinalis. Negara dengan penduduk yang terhitung sedikit dan usia negara lumayan muda mampu tampil ke partai akhir walau belum berhasil juara.

Kroasia mendikte permainan dengan 61% penguasaan bola tapi Prancis memanfaatkan 39% jatah bola mereka dengan 4 gol.

Para pakar sepakbola bilang siapa yang menguasai lapangan tengah dia yang akan memenangkan permainan. Tapi kita disadarkan kembali oleh teori dan aturan paling dasar dan sederhana dari permainan sepakbola yaitu siapa yang mencetak gol lebih banyak ke gawang lawan dialah yang menang!

Prancis juga mengajarkan pada kita bahwa sepakbola mengharuskan kita untuk belajar dan berubah. Kalah di final Piala Eropa dua tahun lalu, beberapa kekalahan di babak kualifikasi menjadi bahan baku bagi Deschamps untuk membentuk ulang pasukannya menjadi lebih tajam, lebih efektif dan luwes menghadapi lawan.

Kualitas permainan Mbappe membuat FIFA memberikan piala Pemain Muda Terbaik untuk pemain Prancis yang bermain di klub Paris St Germain.

Si pemalu dari Balkan, jenderal kancil yang tak pernah berhenti berlari, membagi bola, menguasai lapangan tengah diganjar bola emas lambang pemain terbaik di Piala Dunia ini. Sedangkan sepatu emas sudah tak bisa digeser dari Harry Kane dari Inggris dengan 6 golnya.

Hujan telah turun di Moskow. Medali dan piala telah dibagikan. Satu bulan sudah mata dunia mengarah ke negara yang begitu ambisi untuk menjadi negara utama dunia dan mereka memang layak, walau bukan di sepakbola.

Layar Piala Dunia telah diturunkan, sayup-sayup colors, lagu resmi Piala Dunia masih bergema. Sepakbola akan terus dimainkan sebagai olahraga paling populer di planet bumi.

Bintang-bintang baru telah diperkenalkan di panggung teater paling agung di jagat sepakbola. Mereka akan terus memacu dirinya, menuju gelar legenda, menciptakan momen-momen indah nan menakjubkan. Menciptakan kejutan-kejutan tak terduga yang membuat para fans semakin penasaran dan cinta bola.

Felicitations Les Blues! Au revoir! Terima kasih juga untuk Kroasia. Dua tahun lagi Piala Eropa, empat tahun lagi Piala Dunia di Qatar.

Saatnya istirahat sejenak untuk kemudian bekerja membenahi sepakbola dalam seluruh aspeknya di masing-masing wilayah. Termasuk Indonesia. Terima kasih FIFA, terima kasih teknologi. (*)

Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved