Berita Gunung Agung Erupsi
Takut Erupsi Susulan Ratusan Warga Memilih Bertahan di Pengungsian Gunung Agung
dari raut wajah warga Dusun Kesimpar, Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali. Kediaman berada dalam radius 4 km dari puncak Gunung Agung
Namun, apabila aktivitas Gunung Agung makin tidak menentu, pihaknya juga tidak akan melarang banyaknya pengungsi datang ke tempat itu. Pihaknya juga tidak akan "menutup pintu" untuk pengungsi yang mau datang ke UPTD Pertanian karena hunian sementara di kebun itu dilandasi aspek.
Banjar siaga
Keinginan para pengungsi Gunung Agung untuk tetap bertahan di posko pengungsian mendapat perhatian serius dari Menteri Sosial Idrus Marham yang datang ke Karangasem, Sabtu (7/7).
Dalam kesempatan itu, Menteri Sosial memberikan bantuan kebutuhan pokok untuk 4.894 orang pengungsi melalui Pemerintah Kabupaten Karangasem, yang nilainya mencapai Rp156,6 juta dalam bentuk logistik sebanyak 240 paket.
Ratusan paket A, B, dan C itu berisi 20.000 masker, 90 dos biskuit, 20 dos kecap, 20 dos sambel, 60 paket kidsware, 60 paket family kit, 20 paket sandang, 200 lembar selimut, dan lauk-pauk masing-masing berupa 240 paket A, B, dan C diharapkan dapat meringankan beban para pengungsi.
"Meskipun bantuan ini tidak cukup besar. Namun, yang paling pokok adalah kebutuhan makanan, selimut, dan obat-obatan harus tetap siapa," kata Idrus Marham saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem.
Menteri Sosial tidak henti-hentinya meminta Pemkab Karangasem agar membuat perincian barang-barang apa saja yang dibutuhkan para pengungsi secara cepat untuk diusulkan ke pemerintah pusat yang ditujukan ke Kementerian Sosial guna menjangkau segala kebutuhan pengungsi agar tidak kekurangan.
Dalam lawatannya, Mensos juga menekankan pemerintan daerah terus memantau segala kebutuhan pokok para pengungsi Gunung Agung agar betul-betul terpenuhi tanpa kekurangan sedikit pun. Hal ini juga menjadi perintah Presiden Joko Widodo.
Pemerintah pusat siap membantu apa saja yang dibutuhkan para pengungsi. Namun, tetap harus diajukan oleh pemerintah daerah, seperti beras, lauk-pauk, makanan siap saji, dan pakaian yang diperlukan maupun obat-obatan yang diperlukan pengungsi.
Pihaknya sangat mengapresiasi atas dukungan banjar siaga yang juga berpartisipasi dalam membantu pengungsi. Hal ini berbekal pengalaman letusan Gunung Agung pada tahun 1963 dan 2017 sehingga mereka banyak pengalaman dalam upaya penanggulangan bencana.
"Saya mendorong masing-masing banjar bisa sebagai garda depan dalam siaga bencana dan siap memberikan layanan kepada masyarakat yang ada," ujarnya.
Untuk ketersediaan beras kepada para pengungsi, Mensos Idrus meyakini pemerintah daerah juga sudah menyiapkan segalanya dan mencukupi untuk pengungsi hingga 3 s.d. 4 bulan ke depan.
Hal itu juga dibenarkan Sekretaris Daerah Kabupaten Karangasem Gede Adnya Mulyadi.
Kehadiran Mensos juga untuk memastikan situasi aktivitas Gunung Agung yang mendapat penjelasan gamblang dari petugas PVMBG bahwa petugas telah memantau setiap harinya dan indikasi-indikasi bahaya? dari Gunung Agung belum signifikan dan mengkhawatirkan bagi warga.
"Kedatangan saya ke sini juga ingin mendapat penjelasan dari petugas PVMBG dan penjelasan dari pemerintah daerah terkait dengan apa saja kebutuhan para pengungsi, apakah sudah dilayani atau belum," katanya.