Setelah tiga Hari Meninggal di Malysia, Jenasah TKI Asal NTT ini Tiba di Kupang
Raut wajah sedih tergambar jelas di wajah puluhan anggota keluarga TKI asal NTT
Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
Adelia, Ketua Organisasi Perubaham Sosial Indonesia (OPSI) NTT mengungkapkan, dirinya merasa miris karena seringnya TKI asal NTT yang terus dikirimkan ke Kupang dalam keadaan meregang nyawa.
Dijelaskannya, Harus ada program pencegahan dan program tersebut harus didorong supaya jangan lagi ada TKI asal NTT yang pulang dalam keadan meninggal
"Karena kalau menutup akses kerja semua orang punya hak untuk mencari kerja yang lebih layak, cuman proses dan sistemnya yang harus diperbaiki," katanya.
Sementara itu, Ketua Satgas (Satuan Tugas) Anti Human Trafficking (AHT) Partai Golkar melalui Jubir Satgas AHT partai Golkar Riesta Megasari dan Helmy Ndoki berharap, terpilihnya gubernur dan wakil gubernur NTT yang baru dapat membawa harapan yang baru untuk masyarakat NTT terutama bagi TKI asal NTT yang ada diluar negeri.
Pihaknya berharap, pemerintahan yang baru nantinya dapat menjadikan program kerja Pencegahan Human Trafficking sebagai salah satu program kerja dimana pembangunan BLK di tiap kabupaten, serta lanjut Riesta, dibangunnya BLK standart internasional untuk mempersiapkan angkatan kerja yang pintar dan mampu bersaing
"Selain itu segera realisasikan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA)," ungkap Riesta seusai menyambut jenasah TKI asal NTT yang tiba di bandara El Tari Kupang.
Pantauan POS-KUPANG.COM, sebelum diberangkatkan ke rumah duka, jenasah TKI asal NTT yang tiba di bandara El Tari Kupang didoakan secara bersama dipimpin seorang suster secara katolik di area kargo bandara.(*)