Jangan Ragu Kuliah di Fakultas FKIP Unwira Kupang, Ladang Persemaian Pendidik Profesional di NTT
"Kami terus berupaya agar semua program studi terakreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)," ujar Damianus Talok.
Penulis: Benny Dasman | Editor: Benny Dasman
TIGA puluh enam tahun lalu. Tepatnya, 25 Maret 1982. Bertepatan dengan Hari Raya Khabar Sukacita, Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) hadir di bumi Flobamorata. Saat itu, Ketua Dewan Pimpinan Yayasan Pendidikan Arnoldus (Yapenkar), Mgr. Gregorius Monteiro, SVD, mengukuhkannya melalui surat keputusan No: 01 Tahun 1982.
Kuliah pertama dari universitas baru ini dimulai tanggal 24 September 1982, tanggal yang kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis Unwira. Pada saat awal pendiriannya, Unwira hanya terdiri dari tiga fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Teknik yang berkedudukan di Kupang. Fakultas Filsafat dan Teologi Katolik berkedudukan di Ledalero Maumere, Flores. Pada tahun 1983, Fakultas Filsafat dan Teologi Katolik kemudian berdiri sendiri.
Riuh! Itulah suasana di Kampus Unwira di Jalan A Yani Kupang tatkala mahasiswa FKIP dan Fakultas Teknik kuliah ataupun mengerjakan tugas-tugas akademik. Mahasiswa FKIP yang kini berjumlah 2.687 orang tersebar pada tujuh program studi, yakni Bimbingan dan Konseling (S1), Bahasa Inggris (S1), Seni Musik (S1), Pendidikan Matematika (S1), Pendidikan Biologi (S1), Pendidikan Kimia (S1) dan Pendidikan Fisika (S1).
Dari tujuh program studi ini, Bimbingan dan Konseling serta Seni Musik terakreditasi B. Lima program studi lainnya terakreditasi C.
"Kami terus berupaya agar semua program studi terakreditasi B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)," ujar Dr. Damianus Talok, MA, Dekan FKIP Unwira, di Kampus Penfui, Rabu (25/4/2018). Damianus didampingi Wakil Dekan FKIP, Dra. Yohana R Rowa, M.Pd, dan Ketua Program Studi Kimia, Vinsensia HB Hayon, S.Pd, M.PdSi.
Peningkatan status akreditasi, diakui Damianus, sangat penting untuk menetapkan posisi FKIP Unwira atau program studinya dalam tataran kompetisi pengelolan dengan institusi perguruan tinggi dan program studi lain. Selain itu, sebagai tolok ukur bagi lembaga pengguna produk program studi FKIP Unwira untuk memastikan lulusan yang layak (berkompetensi) karena dihasilkan dari proses pengelolaan yang terkawal dengan baik.
"Kini, orang orangtua mulai berhati-hati untuk menyikapi pilihan tempat kuliah anaknya. Pun pengguna jasa menggunakan lulusan perguruan tinggi sesuai kompetensi. Dan, FKIP Unwira masih dipercaya masyarakat Flobamorata sebagai tempat persemaian para pendidik yang profesional," Damianus bangga.
Buktinya, jumlah mahasiswa yang kuliah di FKIP Unwira dari tahun ke tahun terus meningkat. Diakui Damianus, penyeleksian calon mahasiswa dilakukan secara terpusat pada tingkkat universitas. Dari hasil seleksi yang mengacu pada hasil tes potensi akademik dan rata-rata nilai rapor dan nilai ujian nasional, selanjutnya fakultas berkoordinasi dengan ketua-ketua program studi diberi wewenang untuk menerima atau menolak calon mahasiswa sesuai standar yang disepakati bersama.
Setiap calon mahasiswa, diakui Damianus, diberi kesempatan untuk memilih dua program studi. Pilihan pertama menjadi prioritas penentuan diterima atau ditolaknya calon mahasiswa. Jika pilihan pertama ditolak, maka calon yang bersangkutan dapat diterima pada pilihan kedua sepanjang calon memenuhi standar yang ditetapkan.
"Penentuan diterima atau ditolaknya seorang calon mahasiswa tetap mempertimbangkan ratio dosen-mahasiswa dan ratio ruang-mahasiswa," terang Damianus.
Dia menyebut ratio dosen-mahasiswa di FKIP Unwira Kupang tetap mengikuti ratio nasional (1:45/maksimal). Menurutnya, pada musim penerimaan calon mahasiswa, FKIP Unwira hanya membuka satu gelombang pendaftaran karena kuota untuk setiap program studi langsung terpenuhi.
"Minat mahasiswa kuliah di FKIP Unwira biasanya berbanding lurus dengan trend yang terjadi di luar, khususnya pasaran kerja. Misalnya, jumlah calon mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling selama beberapa tahun terakhir terus meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi di pasaran kerja juga mempengaruhi," ujarnya.
Kurikulum KKNI
Wakil Dekan FKIP Unwira Kupang, Dra. Yohana R Rowa, M.Pd, menyebut fakultas setempat sudah menggunakan kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sebelumnya untuk angkatan tahun 2013/2014 dan tahun 2014/2015 menggunakan kurikulum LPTK (Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan).
Yohana mengakui penyusunan Kurikulum KKNI, fakultas mengundang kepala Lembaga Penjamin Mutu (LP3M) Unwira, pengguna jasa, untuk memberikan landasan akademik dan teknis dalam rangka penyusunan dan revisi KKNI program studi. Setelah mendapat penjelasan dan penyegaran dari para narasumber, selanjutnya dilakukan diskusi secara mendalam pada setiap program studi untuk membuat dan menyusun KKNI pada setiap program studi.
Pengembangan selanjutnya, diakui Yohana, fakultas akan selalu berkoordinasi dengan LP3M dan program studi dalam rangka perbaikan dan pemantapan KKNI pada setiap program studi. "Untuk mendalami penerapan kurikulum KKNI, kita juga bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi program studi, termasuk dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK). Semua ini kita lakukan untuk mendapatkan sosok lulusan yang diinginkan bangsa," Yohanna menerangkan.