Bom di Surabaya

MENGHARUKAN! Anak Bayu Rendra Terus Merengek Ingin Main di Mobil Pengantar Jenasahnya

"Mobil, mobil, mobil," kata bocah kecil berumur sekitar 2 tahun 9 bulan itu.

Editor: Fredrikus Royanto Bau
FB Bayu Rendra
Bayu Rendra bersama isteri dan anak-anaknya 

POS-KUPANG.COM|SURABAYA - Masih ingat Bayu Rendra? Salah satu korban bom Surabaya. 

Ada kisah mengharukan dari anaknya yang masih berusia dua tahun lebih ini.

Corbelius Aaron, anak pertama Aloysius Bayu Rendra Wardhana, terus merengek ingin bermain di mobil jenazah yang mengantarkan almarhum ayahnya, Selasa (22/5/2018).

"Mobil, mobil, mobil," kata bocah kecil berumur sekitar 2 tahun 9 bulan itu.

Dia terus merengek meminta seorang keluarga untuk mengantarnya.

Mobil jenazah Ario yang dipesan khusus keluarga untuk mengantar jenazah Aloysius Bayu itu memang masih terparkir di dekat rumah.

Baca: Sidang Kasus Pengalihan Aset Tanah Malasera, Saksi Akui Mencairkan Dana Rp 2 Miliar Kepada PT PIM

Baca: Diberhentikan dari Tenaga Kontrak, Paulina Kadi Masih Terima Honor Dua Bulan

Aloysius Bayu merupakan salah satu korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Jenazahnya telah diserahkan Polda Jatim ke perwakilan keluarga di RS Bhayangkara, Selasa (22/5/2018) siang.

Jenazah Aloysius Bayu sampai di rumah Jalan Gubeng Kertajaya I sekitar pukul 11.00 WIB.

Meski sudah diajak masuk ke dalam rumah untuk berada di dekat peti mati sang ayah, Corbelius Aaron, meminta kembali bermain di mobil jenazah sambil merengek.

"Aaron memang tanya terus ayahnya di mana. Kenapa ayahnya ada di dalam peti? Kami tidak ingin membohongi dia, keluarga menceritakan ayahnya sudah bersama Tuhan Yesus, dan menjadi malaikat.

Ayah akan selalu melindungi ibu, Aaron, juga adiknya mesti tidak terlihat," kata Galih Wardhana, adik Aloysius Bayu memberikan pengertian kepada Aaron.

Duka masih menyelimuti keluarga Aloysius Bayu.

Aloysius Bayu Rendra Wardhana, Kepala Keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya yang tewas dalam ledakan bom, Mingu (13/5/2018).(dok. Facebook)
Aloysius Bayu Rendra Wardhana, Kepala Keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya yang tewas dalam ledakan bom, Mingu (13/5/2018).(dok. Facebook) ()

Sampai saat ini, terlihat para peziarah keluar masuk ke rumah Aloysius Bayu sambil mengusap air mata.

Seperti diketahui, almarhum Aloysius Bayu Rendra Wardhana adalah Koordinator parkir di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, itu menjadi salah satu korban tewas dalam ledakan bom oleh teroris karena berusaha menghadang sepeda motor pembawa bom yang menerobos masuk di pintu gerbang masuk gereja.

Baca: Anggota DPRD ini Babak Belur Dihajar Massa Gara-gara Meme Amin Rais dan Rizieq Shihab

Para saksi mata melihat keberanian Bayu menghadang sepeda motor tersebut.

Bayu berupaya menahan kencangnya laju motor dengan menarik tubuh pelaku yang ada di boncengan.

Penghadangan dilakukan Bayu karena pengendara motor dengan kencang menerobos ke arah gereja, padahal areal parkir motor ada di tempat lain.

Sebelum Ledakan Saat menarik tubuh penumpang motor itulah, bom meledak hingga menyebabkan pria berusia 38 tahun itu turut menjadi korban.

"Dari rekaman CCTV, terlihat Mas Bayu memegangi orang yang di boncengan lalu bom meledak," ujar Stefanus Andi, rekan Bayu sekaligus penjaga sekretariat paroki yang bertugas sebagai salah satu teknisi CCTV Gereja Santa Maria Tak Bercela, Senin (14/5/2018).

Bayu kerap membantu gereja.

Beberapa saat sebelum kejadian, seperti biasa, Bayu menjalankan tugasnya, mulai dari mengatur kendaraan yang hendak masuk ke gereja hingga menjaga kawasan depan gereja agar tidak macet.

Berdedikasi Andi menambahkan, Bayu merupakan pria yang disiplin dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.

Bahkan, malam sebelum kejadian, Bayu yang mempunyai usaha jasa fotografi itu sempat menghubunginya untuk membahas keamanan gereja.

Bayu berkoordinasi dan menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Andi.

Hal itu terutama keamanan yang berhubungan dengan kamera pengawas.

"Sampai pukul 21.00 malam, dia WA (WhatsApp) saya tentang CCTV poliklinik dan mengucapkan terima kasih karena membantu mengeceknya," tuturnya.

Baca: Dewi Perssik Blak-blakan Soal Homo dan Suka Jajan: Gimana Mau Kasih Service Kalau Lakinya Sakit

Hormat untuk Bayu

Kiprah Bayu di gereja juga sudah cukup lama. Sedari remaja, dia sudah aktif di gereja.

Bayu berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang digelar dalam kapasitasnya sebagai pemuda gereja.

Atas peristiwa itu, pihak gereja secara khusus memberikan perhatiannya.

Siang seusai kejadian, pihak gereja mendatangi rumah Bayu di Gubeng Kertajaya untuk menyampaikan dukungan kepada keluarga sekaligus sebagai rasa duka.

Saat itu kepala paroki yang langsung datang.

"Saya belum tahu kebijakan selanjutnya, tapi biasanya pasti adalah (perhatian) dari pihak gereja.

Mas Bayu punya dua anak," ucapnya.

Baca: TEGA! Anak Bakar Rumah Ortu Akhirnya Sujud Minta Maaf, Netter Miris Lihat Baju Ayahnya

Hartono, aktivis gereja lainnya, mengungkapkan rasa salutnya terhadap kiprah Bayu semasa hidupnya.

Baginya, Bayu merupakan orang yang kerap membantu kegiatan di gereja. "Kami sama-sama aktivis gereja.

Selain itu, Mas Bayu juga teman anak saya," ujar Hartono. Pada Minggu (12/5/2018), ledakan bom terjadi di tiga gereja di Surabaya.

Selain Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, ledakan bom juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia (DKI) di Jalan Diponegoro dan GPPS di Jalan Arjuna. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Bocah Aaron Terus Merengek Ingin Main di Mobil Jenazah yang Antarkan Ayahnya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved