Sekolah Tari Mada Institut, Ingin Orang Sumba Merasa Kren Dengan Budayanya

Hal itu karena tarian tradisional Sumba memiliki karakteristik tersendiri yang mencerninkan perjalanan kehidupan orang Sumba

Penulis: Petrus Piter | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/PETRUS PITER
Pendiri sekolah tari mada institut SBD, Maria Andriana sedang menggelar jumpa pers di kompleks mada institut di jalan Lukas Dairo Bili, Desa Weelonda, Kec.Kota Tambolaka, Minggu (20/5/2018) sore 

Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM|TAMBOLAKA--Pendiri sekolah tari Sumba Mada Institut, Maria Andriana, mengatakan, mendirikan sekolah tari sumba dengan tujuan agar anak-anak Sumba belajar menari tentang tarian tradisional Sumba.

Tak perlu belajar tarian barat. Hal itu karena tarian tradisional Sumba memiliki karakteristik tersendiri yang mencerninkan perjalanan kehidupan orang Sumba sendiri. Jadi sebetulnya belajar tari sumba berarti belajar tentang orang Sumba.

Mada institut ingin mengajar dan mendidik anak-anak sumba belajar tentang tarian sumba. Dan kelak, anak-anak Sumba merasa kren dengan budayanya sendiri. Anak-anak Sumba merasa bangga dengan tarian sumba dan bangga menjadi orang sumba.

Baca: Benarkah Prince Hary dan Meghan Saling Mencintai? 5 Bahasa Tubuh Mereka Ungkap Rahasia Itu

Baca: Bupati Sumba Timur Pimpin Apel Hari Kebangkitan Nasional

Pendiri sekolah tari mada institut SBD, Maria Andriana menyampaikan hal itu dalam acara jumpa pers sesaat sebelum berlangsung acara pentas sendratari inya nyale , pementasan tarian tradisional Sumba di panggung mada institut di Jalan Lukas Dairo Bili, Desa Weelonda, Kecamatan Kota Tambolaka, Minggu (20/5/2018) sore.

Menurutnya, pementasan sendratari inya nyale, pementasan tarian tradisional Sumba merupakan wadah bagi anak-anak didik mada institut menunjukan kebolehannya menari tarian tradisional Sumba sebagaimana dipelajarinya selama ini.

Dengan demikian, anak-anak tidak bosan atau jenuh untuk terus mempelajari tarian tradisional Sumba. Harapan melalui sekolah tari mada institut dapat melahirkan para penari profesional.

Dengan demikian, anak-anak Sumba tak perlu lagi menjadi TKI/TKW tetapi cukup melakoni tari tradisional Sumba secara profesional maka pasti mendapat keuntungan yang besar pula.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved