Bom di Surabaya

BIADAB! Ayah Ajak Anak-Istri Ledakkan Bom Bunuh Diri. Polisi Amankan Satu Perempuan Terduga Teroris

Tim Densus 88 tengah menyergap terduga teroris. Berdasarkan informasi yang menyebar, korban 1 orang tertembak dan ditemukan 6 bom aktif.

Editor: Bebet I Hidayat
TribunJatim.com
Petugas menggiring seorang perempuan bercadar 

POS-KUPANG.COM | Aksi teror bom masih terjadi di Surabaya dan Sidoarjo.

Pagi tadi sempat terjadi baku tembak di Desa Jedong, Urang Agung, kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

Menurrut keterangan warga, Tim Densus 88 tengah menyergap terduga teroris.

Berdasarkan informasi yang menyebar, korban 1 orang tertembak dan ditemukan 6 bom aktif.

Bagi warga sekitar dimohon berhati-hati karena info susulan ada bom aktif.

Suasana Perumahan Puri Maharani, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/5/2018).
Suasana Perumahan Puri Maharani, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (14/5/2018). 

Menurut keterangan warga, Perum Puri Maharani di tutup total karena ada penggerebakan yang dilakukan Densus 88.

Berdasarkan foto yang tersebar, ada dua pria yang dibekuk petugas dan seorang wanita digering petugas anggota kepolisian.

Sampai berita ini diturunkan belum ada informasi dari aparat kepolisian yang memberikan keterangan tetang penangkapan tersebut.

Kejadian diduga terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, saat Densus 88 menggerebek rumah terduga teroris di Perumahan Puri Maharani blok A4 nomor 11.

Dalam baku tembak tersebut, terduga teroris yang bernama Budi Satrio tewas tertembak.

Menurut warga sekitar, kejadian sekitar pukul 07.30 WIB.

"Polisi saat itu datang ke rumahnya, mereka turun, lalu langsung masuk dan menendang pintunya," ujar Ari Hendrix, warga sekitar.

Ari tak mengira, rumah yang biasanya digunakan untuk mengolah bahan kimia menjadi sabun itu ternyata adalah rumah terduga teroris.

"Saya sempat mendengar letusan suara tembakan tiga kali, setelah sepuluh menit ada satu letusan lagi," jelasnya.

Ari kembali menjelaskan, Budi yang tinggal bersama keluarganya sejak tahun 2016 di Puri Maharani tersebut sempat mengantarkan istrinya bekerja.

"Jadi yang ada di rumah hanya Pak Budi," tukasnya.

Baca: VIDEO Detik-detik Bom Meledak di Polrestabes Surabaya. Sempat Terjadi Baku Tembak

Pelaku Satu Keluarga

Foto keluarga terduga pelaku serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya
Foto keluarga terduga pelaku serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya (ist/sumber kepolisian)

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan penyerangan di Polrestabes Surabaya adalah serangan bom bunuh diri.

Bom bunuh diri itu dilakukan oleh satu keluarga yang menggunakan dua kendaraan berbeda berjenis Honda Beat L 6629 NN dan Honda Supra L 3559 D.

"Kita sudah identifikasi kejadian pagi tadi, pukul 09.04 WIB di depan Polrestabes adalah bom bunuh diri pakai motor dan bahan peledak," jelas Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018).

Keluarga tersebut berjumlah lima orang, empat di antaranya tewas di tempat dan satu anak kecil kelahiran 2010 dalam kondisi luka.

"Mereka satu keluarga lagi dengan satu kartu keluarga yang sama. 4 orang meninggal dan yang anak kecil selamat, dirawat di RS Bhayangkara," imbuhnya.

Tito menjelaskan pelaku merupakan warga Krukah, Surabaya dan merupakan teman dekat dari pelaku pengebom tiga gereja.

"Jadi korban ada 4 dalam satu kartu keluarga. Identitas sudah kita temukan, biodata TM, alamat di Krukah dan masih ada pengembangan lain," jelasnya.

"Yang jelas kelompok ini sama dengan Dita. Mereka menguasai sel ini karena pimpinan mereka ditangkap," tutup Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Hal serupa juga terjadi terhadap pelaku di Rusun Wonocolo Sidoarjo yang juga dari satu keluaraga.

"Di Rusun Wonocolo juga adalah satu keluaraga. Tiga tewas yang terdiri suami, istri, dan anak. Tapi ada saksi kunci karena ada anaknya yang hidup," ungkap Tito.

Sementara itu, pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018) kini sudah teridentifikasi.

Sebelumnya, diketahui tiga gereja yang menjadi sasaran aksi terorisme ini adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno.

Bom meledak di ketiga gereja tersebut dalam selisih waktu sekitar 30 menit, pagi tadi.

Serangan bom ke gereja di Surabaya ini ternyata dilakukan satu keluarga.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan, ledakan bom di Surabaya dilakukan oleh keluarga Dita Supriyanto.

"Alhamdulliah, identifiksi sudah diketahui," kata Tito saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu(13/5/2018) petang.

"Pelaku satu keluarga yang melakukan serangan ke tiga gereja," lanjutnya.

Keluarga Dita Supriyanyo diketahui tinggal di kawasan Wonorejo, Rungkut, Surabaya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan peran Dita dan keluarga saat melakukan aski pengeboman.

Tito menuturkan, Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno.

Ia naik mobil Avanza dan menabrakannya ke gereja hingga terjadi ledakan.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018).
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018). (TribunJatim.com)

Bom ternyata berada di dalam mobil.

"Ledakan di gereja jalan Arjuno yang paling besar," jelas Tito.

Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati dan dua anaknya meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya.

Ia datang ke gereja jalan kaki bersama dua anak perempuannya, yakni Fadhila Sari (12) dan Pamela Riskita (9).

Puji bersama dua anak perempuan masuk ke gereja dengan membawa bom bunuh diri.

Bom ditaruh di pinggangnya.

"Ciri sangat khas, korban rusak perutnya saja," terang Tito.

"Ibu meninggal, tapi juga ada korban masyarakat," sambungnya.

Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, bom bunuh diri dilakukan oleh dua anak laku-laki Dita.

Mereka adalah Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).

Keduanya membawa bom dengan cara dipangku.

Mereka masuk ke gereja naik motor dan memaksa masuk.

Kemudian bom meledak hingga menimbulkan banyak korban.

"Soal jenis bom apa, belum jelas. Tapi korban pecah dan ledakan besar," terang Tito.

Sementara itu, foto sekeluarga pelaku aksi pengeboman tersebut juga diungkap oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi kediaman Dita, Wisma Indah Permai Blok K No 22, Wonorejo, Rungkut, Surabaya.

Berdasarkan penelusuran, TribunJatim.com menemukan akun Facebook milik istri Dita, Puji Kuswati.

Terlihat, Puji terakhir kali aktif di akun tersebut pada tahun 2014.

Foto-foto yang terdapat di akun tersebut memperlihatkan sosok anak perempuan diduga putri Puji yang juga ikut dalam aksi bom bunuh diri.

Di salah satu postingan, terlihat potret Puji diduga bersama putra-putrinya.

Terlihat Puji memakai kacamata dan mengenakan jilbab cokelat.

Terlihat pula satu remaja laki-laki, dua anak perempuan berjilbab ungu, dan anak laki-laki yang mengenakan perban di dahinya.

Foto tersebut diposting pada tanggal 20 Januari 2014.

Sosok keluarga dalam foto tersebut sama dengan foto yang dirilis polisi.

Foto di album Unggah seluler

Postingan status terakhirnya bertuliskan soal kucing.

Status yang juga ditulis tahun 2014 tersebut disertai foto dua kucing di dalam kandang.

"Kucing emak dan kucing anak berbagi pindang tanpa bertengkar.... Pinter ya... He..he... Siapa yg suka bertengkar berebut makanan???"

Di postingan lain, akun Puji Kuswati ini lebih sering mengunggah foto pemandangan alam.

Di album Foto Profil terlihat ia jug pernah mengunggah foto terlihat seperti produk obat herbal di tahun 2012. (tribunjatim.com/pos-kupang.com)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved