Polisi Tembak Warga Sumba Barat

MENGERIKAN! Kronologi Lengkap Aksi Represif Polisi. Bahkan Anak-anak Didorong Secara Kasar

Keluarga berusaha menyelamatkan Seprianus namun dibalas dengan tembakan oleh anggota Polri beberapa kali dan mengenai Poro Duka pada bagian dada.

Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS KUPANG/PETRUS PITER
Foto jenasah korban penembakan anggota Brimob, Poro Duka diangkat kepolisian menuju RSUD Waikabubak 

POS-KUPANG.COM|KUPANG - Pengukuran lahan untuk PT Sutra Marosi Kharisma di Desa Patiala Bawah, kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Rabu (25/4/2018) sekitar pukul 15.00 Wita berakhir tragedi.

Satu orang warga, Poro Duka (40) harus tewas meregang nyawa sedangkan lainnya mengalami luka-luka akibat terlibat bentrokan dengan aparat yang melakukan pengawalan dan pengamanan saat itu.

Korban tewas sudah menjalani autopsi di RSUD Waikabubak dan telah dikembalikan ke rumah keluarga untuk dikuburkan.

Sementara itu, dari pihak Polres Sumba Barat belum berhasil dikonfirmasi.

Namun dari Polda NTT telah memberikan klarifikasi bahwa korban tewas bukan karena ditembak.

Baca: Pantau Autopsi, Pengacara ini Lihat Ada Karet di Dada Poro Duka Korban Penembakan

Kuasa Hukum korban, Petrus Paila melalui layanan Whatsapp kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (27/4/2018) menguraikan kronologi kejadianya secara lengkap.

Dikatakannya,  tanggal 25 April 2018 setibanya rombongan PT Sutra Marosi Kharisma (SMK) bersama BPN-Kantor Pertanahan Kabupaten Sumba Barat di lokasi.

Rombongan ini dikawal anggota Polres Sumba Barat, anggota TNI Kodim Sumba Barat dan anggota Polsek Lamboya serta Satuan Brimob Polres Sumba Barat.

Tiba di lokasi langsung melakukan pengukuran tanah dan pengecekan tata batas tanpa ada pemberitahuan kepada masyarakat.

Sementara masyarakat berdatangan ke lokasi untuk menyaksikan kegiatan itu, tapi dihadang dan dilarang mendekat oleh pihak aparat Polres Sumba Barat.

Baca: Temukan Hal Mencengangkan, Lembaga Advokasi ELSAM Jakarta Desak Kapolri Turun Tangan

Selanjutnya, ketika pengecekan tapal batas di bidang 3 sempat terjadi keributan antara masyarakat dengan BPN, tapi masyarakat dihadang oleh anggota Polres Sumba Barat.

Kepala Desa (Kades) Patiala Bawa mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkis atau melakukan perlawanan.

Imbauan itu ditaati masyarakat dengan membiarkan BPN dan Polri melakukan pengukuran atau pengecekan tapal batas dari bidang 3,4 dan 5.

Sekitar pukul 15.00 Wita, lanjut Petrus, pada waktu pengukuran sampai di bidang 5, masyarakat melakukan klarifikasi, karena petugas ukur mengukur juga ruas jalan ritual agama marapu yang disucikan oleh penganutnya.

Pada saat bersamaan beberapa anggota Polri mendorong anak-anak dengan kasar.

Salah satu warga atas nama Seprianus Djari mengambil gambar kejadian tersebut dengan menggunakan kamera ponsel (HP) miliknya, tapi anggota Polri melarang dan berusaha merampas ponsel serta langsung menganiaya Seprianus Djari.

Baca: NAH LOH! Hakim ini Tak Percaya Setya Novanto dan Isterinya Masih Romantis?

Melihat Seprianus Djari dipukul oleh anggota Polres, warga yang dalam hal ini keluarganya, berusaha menarik Seprianus Djari, yang dibalas dengan tembakan oleh anggota Polri beberapa kali dan mengenai Poro Duka pada bagian dada.

Selain itu anggota Polres juga menganiaya, memukul memakai popor senapan terhadap Seprianus Djari, Bolo Dowa, Rawa Waingu, Teovanus Tema Jawu, Daniel Dake Nini, Kedu Talo Tego dan Lukas Lade Bora.

Markus Matti Duka, juga menjadi korban luka tembak pada kaki kiri dan kanan.

Setelah ada korban, polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan masyarakat yang berusaha menarik mereka yang dianiaya oleh anggota polri.

Selanjutnya anggota polisi mengamankan Poro Duka yang terbaring dan Markus Matti Duka dan melarang siapa pun tidak mendekati korban dengan sikap mengarahkan senjata kepada masyarakat.

Poro Duka meninggal di tempat kejadian dan dibawa ke Puskesmas Lamboya.

Baca: Mahasiswa Bakar Ban Bekas di Depan Mapolda NTT dan Secara Bergantian Mengecam Polisi

Keluarga dilarang mendekat dan membawa korban. Keluarga diperbolehkan mendekati Poro Duka setelah beberapa waktu kemudian.

Pada malam hari, pihak kepolisian memindahkan jenazah Poro Duka ke RSUD Waikabubak. Markus Matti Duka juga dipindahkan ke RSUD Waikabubak untuk mendapatkan perawatan.

Lanjut Petrus, pihak keluarga meminta agar pelaku penembakan dan penganiayaan diusut secara tuntas untuk mendapatkan keadilan.

Keluarga juga memohon dukungan pihak-pihak yang merasa prihatin atas peristiwa itu.

Kapolres Sumba Barat, AKBP Gusti Maycandra Lesmana yang dihubungi ke telepon selulernya semalam, panggilan masuk tapi dialihkan. Dikirim pesan singkat, tapi hingga berita ini dinaikkan tidak ada balasan. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved