Usai Nonton Film Kartini, Begini Komentar Mahasiswa Undana Kupang. Anda Setuju yang Mana?

Film Kartini yang putar memiliki banyak pesan moral. Seorang perempuan tidak cukup duduk di dapur tapi harus bersama laki-laki didepan.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
Anggota KMK BSB FKIP nonton bareng Film Kartini 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM|KUPANG – Mahasiswa Undana Kupang yang tergabung dalam organisasi Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Bunda Segala Bangsa (BSB) menggelar nonton bareng (nobar) film tentang Kartini.

Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk apresiasi dan memperingati hari Kartini yang jatuh pada Sabtu (21/4/2018).

Acara nobar yang berlangsung di Sekretariat KMK BSB ini berlangsung Sabtu (21/4/2018) malam dihadiri puluhan aktivis organisasi tersebut.

Usai nonton dilanjutkan dengan diskusi bersama yang dipimpin oleh Sekretaris Umum KMK BSB, Ayu Sidin.

Baca: Pembinaan Keluarga TNI di Korem 161 Kupang, Dua Organisasi ini Jadi Garda Terdepan Perangi Narkoba

Pada sesi ini, masing-masing anggota KMK menyampaikan kesan dan berkomentar tentang film yang diperankan oleh artis Dian Sastro Wardoyo tersebut.

Anggota KMK, Veri Bria, mengaku bangga dan senang menikmati film tersebut.

Menurutnya, menjadi seorang perempuan harus maju dengan cara harus sekolah.

Perempuan tidak boleh lemah dan menyerah begitu saja. Selain itu jangan pernah berhenti bermimpi.

"Seorang perempuan harus sekolah dan berpendidikan dan lebih maju dengan keluar dari keterpuruk. Setiap perempuan harus berjuang dan bermimpi," ungkap Veri.

Baca: Puluhan Mahasiswa Undana Kupang Merasakan Hal ini Saat Nonton Film Kartini

Diskusi anggota KMK BSB FKIP Undana Kupang usai nonton Film Kartini
Diskusi anggota KMK BSB FKIP Undana Kupang usai nonton Film Kartini (POS KUPANG/GORDI DONOFAN)

Asri Noe, mengaku film yang putar memiliki banyak pesan moral di antaranya seorang perempuan harus bisa memilih dan membuka diri untuk belajar banyak hal.

Tidak cukup duduk di dapur tapi harus bersama laki-laki didepan.

Anggota lain, Yoi Fahik, mengaku soal perempuan itu sama dengan laki dalam urusan berpendidikan.

Jika mau maju agar sekolah tidak boleh kalah dengan laki-laki.

"Kartini menunjukkan sederajat dengan laki-laki. Tidak ada yang lebih yang tinggi, " ungkap Yoi.

Soya Henuk, mengaku terinspirasi melihat sosok ibu Kartini yang begitu luar biasa mendidik, membesarkan Kartin.

"Ibu itu betul-betul berjasa sekali melahirkan, membesar dan mendidik anak," ungkap Soya.

Baca: Antara Partai Allah dan Partai Setan, Mahfud MD Berharap PSI Jadi Partai ini

Dian Anum mengaku, pada masa Kartini hanya mereka yang status sosial yang tinggi yang bisa menempuh pendidikan.

Di film itu dikisahkan bagaimana seorang Kartini memperjuangkan itu. Semua orang berhak untuk sekolah.

"Kalau dulu mau sekolah susah tapi sekarang sangat mudah.

Semoga dengan film Kartini kita termotivasi dan bisa mengikuti perjuangan Kartini jaman dulu dengan cara kita masing-masing saat ini, " ungkap Anum.

Diskusi malam itu tak hanya melibatkan anggota perempuan, tapi juga laki-laki. Sehingga semua berpartisipasi.

Anggota KMK, Irwan, mengaku tertarik dengan film. Kisah tersebut menarik bagaimana Kartini memperjuangkan pendidikan untuk menggapai cita-cita.

Baca: Pegiat industri kreatif ini Jadi Bacaleg PSI Gara-gara Ahok, Apa Hubungannya?

"Bagaimana kartini jaman sekarang mensiasati untuk minimal keluar dari zona keterpurukan. Saya kira film ini sangat memotivasi kita di jaman sekarang.

Kaum perempuan harus berjuang. Meskipun budaya masih sangat kental tapi cobalah untuk sekolah terus dan terus menebarkan kebaikan, " ungkap Irwan.

Mone Humau, mengaku film Kartini mengajak kaum perempuan untuk merangkul semua orang untuk terus belajar bersama.

Ito Tefa, mengaku, film Kartini mengispirasi banyak orang. Kartini mengajak banyak orang untuk berubah.

"Tinggal kita memilih. Apakah mau berubah kearah yang lebih atau tidak? Apakah mau belajar dan baca buku atau tidak, saya berpesan agar kaum perempuan harus berjuang, " ungkap Ito.

Baca: Luar Biasa, Ini Cara Perempuan di Baumata Utara Lawan Korupsi

Fredinardus mengaku menyimak film Kartini membuat dirinya membuka diri bagaimana semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk maju.

Tidak ada kata tidak mungkin untuk perempuan jaman now. Harus berjuang dan belajar.

Ferdinardus menegaskan, kaum perempuan haru menjaga sikap, tutur kata, perilaku dan menjadi pribadi yang elegan sehingga menjadi orang yang mengispirasi banyak orang.

Anggota KMK BSB, Ina Boi, mengaku senang dan penasaran tentang kisah Kartini.

"Saya baru pertama kali nonton film ini. Saya penasaran dan saya ingin nonton sampai selesai, " ungkap Ina.

Ketua KMK BSB FKIP Undana, Artos Tobiona, mengatakan, film yang diputar adalah tentang kisah sosok Kartini.

Tujuanya adalah supaya jiwa juang seorang Kartini dapat diketahui oleh semua orang. Bagaimana Kartini memperjuangkan emansipasi dan perjuangan lainnya.

"Dengan menonton kisah ini kita semua tahu bahwa perjuangan Kartini sangat hebat.

Minimal kita harus berjuang dengan cara kita masing-masing untuk terlibat secara nyata menyebarkan virus-virus Kartini di masyarakat," ungkap Artos.

Artos mengharapkan agar film yang ditonton dapat menjadi inspirasi bagi kaum perempuan khususnya di KMK BSB untuk menjadi orang hebat seperti Kartini. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved