Sikapi Laporan Guru SD, Mathias Enay: DPRD Flotim akan Segera Panggil Pemerintah
Wakil Ketua 1 DPRD Flotim, Mathias Werong Enay, merespon kehadiran para kepala sekolah mengatakan, akan segera memanggil pemerintah daerah.
Penulis: Felix Janggu | Editor: Kanis Jehola
Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Feliks Janggu
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Wakil Ketua 1 DPRD Flotim, Mathias Werong Enay, merespon kehadiran para kepala sekolah mengatakan, akan segera memanggil pemerintah daerah.
"Kita akan segera lakukan rapat kerja dengan pemerintah dan mencarikan solusi bersama atas persoalan ini," kata Mathias Enay.
Baca: Server Disdukcapil Nagekeo Bermasalah, Ini Akibatnya
Mathias Enay menilai suara para kepala SD di Solor Barat dan Solor Selatan mewakili permasalahan yang dihadapi semua guru kepala sekolah di Flotim.
"Ini mewakili permasalahan yang dihadapi para kepala sekolah di Flotim. Cuman guru lain tidak berani menyampaikan ini," kata Mathias Enay.
Baca: Disdukcapil Temukan 1.184 Pemilih Bukan Penduduk Nagekeo
Mathias Enay menyampaikan apresiasi kepada para kepala SD di Solor Barat dan Selatan yang telah menyampaikan aspirasi di forum DPRD Flotim.
"Prinsipnya bagi kami siapa saja boleh sampaikan aspirasi. Para guru ini masyarakat, berhak menyampaikan aspirasi. Justru lembaga DPRD menyampaikan terimakasih karena mungkin kami tidur atas permasalahan ini selama ini," kata Mathias Enay.
Baca: Para Kepala SD di Solor Mengadukan Pengelolaan Dana BOS ke DPRD Flotim
Mathias mengatakan tanggung jawab seorang guru terhadap bangsa sangatlah besar, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Karena itu permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokok mereka sebagai guru agar dicarikan solusi bersama.
Mathias Enay berharap pemerintah daerah melalui Dinas PKO Flotim merespon serius permasalahan yang dihadapi para guru di desa-desa.
Agar para kepala sekolah, sekretaris, operator pengelolaan dana BOS didampingi agar untuk mengelokah keuangan sejalan dengan sistem informasi manajemen daerah (SIMDA) Flotim.
"Kita apresiasi para kepala sekolah. Kita tidak mungkin tahu semua persoalan yang dihadapi para guru. Kehadiran para guru itu membuka mata kita akan persoalan yang lebih besar tentang pengelolaan dana BOS di Flotim," kata Mathias Enay. (*)