OKP Cipayung Kecewa DPRD NTT karena Tak Bertemu Peserta Aksi
Harusnya juga surat pemberitahuan diberikan ke sekertariat DPRD NTT. Sehingga kami bisa mengatur kalau ada aksi seperti

"Harusnya juga surat pemberitahuan diberikan ke sekertariat DPRD NTT. Sehingga kami bisa mengatur kalau ada aksi seperti ini," ungkap Alfons.
Alfons mengatakan, jika ingin melakukan aksi ulang bisa dijadwalkan ulang dan bersurat resmi untuk diatur waktu dengan baik oleh pihak DPRD NTT.
"Kalau teman-teman tidak keberatan mungkin untuk buat rencana aksi ulang. Dan buat schedule ulang. Nanti teman-teman bersurat resmi. Tidak ada masalah, untuk buat aksi ulang dan bersurat resmi" ungkap Alfons.
Tak menerima tanggapan dari Humas DPRD NTT, peserta aksi kembali memaksa masuk kedalam ruangan dewan.
Merasa aksinya dihalang dan gagal menemui DPRD, massa aksi akhirnya meluapkan kekesalannya dengan membakar ban di depan gedung DPRD. Aksi ini memicu kemarahan polisi.
Tak hanya membakar ban bekas, peserta aksi juga mengambil kardus dan karung bekas lalu bakar tepat didepan pintu masuk gedung.
Polisi akhirnya berusaha memadamkan api dan menyerang maksa aksi dengan mengeluarkan semprot gas air mata dan ledakan petasan. Beberapa oknum polisi polisi juga terlihat mengusir masa mengejar massa aksi.
Aksi pun berlanjut dengan terus menduduki kantor DPRD NTT. Mereka berulang kali menyampaikan tuntutan mereka. Mereka juga mengecam aksi brutal aparat keamanan yang mengejar para peserta aksi.
Ketua PMKRI Cabang Kupang Marko Gani, dalam orasinya mengatakan, rakyat tidak percaya lagi kepada DPRD dan DPR RI.
"Saya meminta kepada kita semua, kepada rakyat Indonesia untuk jangan memilih lagi mereka (Anggota DPRD) saudara-saudara. Bahwa lembaga ini kita gantikan saja bukan lagi lembaga Parlemen tapi lembaga non parlemen saudara-saudara.
Sampai saat ini tidak percaya lagi kepada lembaga DPRD, DPR RI. Kisru dan ricuh yang dibuat oleh DPR RI menunjukan bahwa ketidaksopanan mereka terhadap rakyat Indoensia.
DPR yang dulunya Aktivis, ternyata pada hari ini mereka punya upaya yang sangat-sangat baik demi kepentingan mereka untuk membungkam kan hak demokrasi rakyat saudara-saudara. Sekali lagi saya kita tidak boleh lagi memilih mereka di tahun 2019 saudara-saudara," ungkap Marko.
Marko Gani juga mengecam keras tindakan pihak aparat kepolisian yang mengejar para peserta aksi.
Marko Gani mengaku, pengurus Okp Cipayung Plus akan melaporkan kasus ini ke Polda NTT dan melakukan visum terhadap korban pemukulan polisi.
Koodinator Lapangan, Adrianus Oswin Goleng, mengatakan, ketidakhadiran anggota DPRD bertemu peserta aksi merupakan bentuk lari dari tanggungjawab.