Lembata Bertekad Mandiri Telur Ayam, Ini Upaya yang Dilakukan Dinas Peternakan

Saat ini Dinas Peternakan Lembata sedang membuat rencana untuk mewujudkan komitmen tersebut.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/FRANS KROWIN
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Frans Krowin

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata bertekad mandiri telur ayam pada tahun 2019 mendatang.

Saat ini Dinas Peternakan Lembata sedang membuat rencana untuk mewujudkan komitmen tersebut.

“Kami sedang membuat rencana untuk mewujudkan tekad pemerintah, menjadikan Lembata mandiri telur ayam pada tahun 2019 mendatang. Kami yakin itu bisa dilakukan karena Lembata punya potensi untuk itu,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Kanisius Tuaq, saat dihubungi Pos-Kupang.Com, Rabu (14/3/2018).

Baca: Pemerintah Pusat Akan Rekrut 200-an Ribu CPNS, Begini Persiapan Pemkab Lembata

Menurut dia, selama ini Lembata sangat bergantung pada pasokan telur ayam dari Surabaya. Volume pasokannya sangat besar, karena kebutuhan masyarakat akan telur ayam, juga sangat tinggi.

Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap telur ayam dari Surabaya, lanjut Kanis, karena di Kabupaten Lembata tak ada satu pihak pun yang membuka usaha beternak ayam petelur. Padahal itu merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan keuntungan.

Dari fakta lapangan tersebut, lanjut dia, pihaknya sebagai pimpinan di instansi teknis tersebut, mencoba mencari solusi untuk menekan ketergantungan kepada pihak luar dan menumbuhkan usaha baru di daerah tersebut.

Baca: Pemkab Malaka Dapat Satu Unit Mobil Perpustakaan Keliling, Bupati Terima Kartu Kehormatan

Untuk itu, kata Kanis, pihaknya berencana untuk membimbing masyarakat menekuni usaha itu. Pasalnya, pemerintah ingin membuka usaha pemeliharaan ayam petelur sebanyak 30 ribu ekor.

Untuk kepentingan itu, lanjut dia, pihaknya juga berencana menggandeng investor dari luar untuk mengembangan usaha tersebut di Lembata. Bila ada investor tertarik dengan tawaran tersebut, maka akan memudahkan pemerintah memenuhi kebutuhan telur ayam di daerah itu.

Untuk diketahui, baru-baru ini masyarakat mengeluhkan beredarnya telur busuk di Kabupaten Lembata. Telur busuk itu dijual bebas dan dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga sangat merugikan konsumen.

Konsumen merasa dirugikan, karena telur yang dibeli adalah telur busuk, sementara biaya yang dikeluarkan untuk membeli telur itu cukup besar.

Atas dasar itulah, masyarakat meminta instansi teknis, dalam hal ini Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Lembata untuk memantau penjualan telur ayam di pasaran.

Baca: Wow! Gadis 14 Tahun Ini Miliki Dua Warna Mata yang Berbeda

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved