Kisah Di Balik Berita! Warga Belu Tergiur ke Kalimantan Karena Hal Ini

Saverius meminta kepada dirinya untuk tidak boleh duduk satu tempat. Duduk harus terpisah supaya tidak ada yang curiga.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Fredrikus Royanto Bau
POS KUPANG/GORDI DONOFAN
CTKI yang diamankan dikantor Nakertrans NTT, Kamis (1/3/2018) 

Baca: Gaji Adelina Digunakan untuk Membangun Makam

CTKI yang diamankan dikantor Nakertrans NTT, Kamis (1/3/2018)
CTKI yang diamankan dikantor Nakertrans NTT, Kamis (1/3/2018) (POS KUPANG/GORDI DONOFAN)

"Dia bilang tidak ada surat hanya urus KTP saja. Kami dikumpulkan dirumah Saverius. Dia semua yang bayar. Kami pakai bis menuju Kupang malam tiba jam 02.00 Wita dini hari, Rabu (28/2/2018). Kami dari Belu hari Selasa (27/2/2018) malam," tutur Paskalis.

Paskalis menuturkan, tepat pukul 02.00 dini hari, Rabu (28/2/2018) langsung turun di depan gerbang bandara Eltari Kupang. Tidur persis di samping jalan keluar dari dalam Bandara Eltari.

Ia mengaku, malam itu Saverius juga ada bersama mereka hingga pagi pukul 05.00 dan masuk didalam terminal bandara.

"Kami turun di bandara langsung tidur depan pintu bandara Eltari. Kami tidur sama dengan Saverius. Pagi masuk bandara jam 05.00 Wita," jelas Paskalis.

Paskalis mengungkapkan, saat itu Saverius meminta kepada dirinya untuk tidak boleh duduk satu tempat. Duduk tiga-tiga orang dan harus pisah. Supaya tidak ada yang curiga.

Baca: Gaji Adelina Selama Kerja di Malaysia Rp 217 Juta, Yohana: Pakai Untuk Membangun Makamnya

"Kami disuruh duduk tiga-tiga orang tidak boleh duduk berkumpul. Dia hilang juga hilang muncul. Sudah jam 14.00 Wita siang kemarin belum ada tanda jalan-jalan. Kami duduk saja kami tidak makan dari pagi," papar Paskalis.

Paskalis, mengaku, sejak jam 14.00 Wita Rabu (28/2/2018) ia dan puluhan orang lainnya hantar ke sebuah hotel yang ada di Kota Kupang untuk nginap.

"Kami kemarin dari bandara ada mobil yang jemput dan tadi malam nginap di hotel Flamboyan, tadi pagi saya kaget tentara dari Kodim amankan kami dan hantar oleh tentara Kodim. Kami dihantar oleh mobil dari Hotel Flamboyan ke Nakertrans NTT, " ujar Paskalis.

Paskalis mengaku, kecewa dengan perbuatan yang dilakukan oleh Saverius. Ia berharap agar dirinya kembali ke kampung halaman untuk lanjutkan pekerjaan di kampung yang ditinggalkan.

Baca: Di Sumba Timur, Suami Siap Perang dan Isteri-istri Sumbang Darah

"Kecewa sekali kita pikir langsung jalan ke Kalimantan padahal kami ditahan saja di Kupang. Saya siap kembali saja ke kampung, " ujar Paskalis.

Calon TKI lainnya, Teodora Sose (44), mengaku, tidak pernah menduga terjadi masalah di tengah jalan menuju tempat tujuan yaitu Kalimantan.

Warga Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, mengaku, kerja di Kalimantan itu sangat menjanjikan karena upahnya besar dalam sebulan.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved