Kisah Di Balik Berita! Warga Belu Tergiur ke Kalimantan Karena Hal Ini
Saverius meminta kepada dirinya untuk tidak boleh duduk satu tempat. Duduk harus terpisah supaya tidak ada yang curiga.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Fredrikus Royanto Bau
"Kami dijanjikan gaji besar karena kami mau dikerjakan disebuah kebun kelapa sawit. Padahal kami ditipu oleh Saverius. Saya mau pulang saja ke Kampung," jelasnya.
Ia mengatakan, informasi yang beredar di masyarakat bahwa kalau kerja di Kalimantan banyak uang dan aman saja tidak terjadi apa-apa.
"Dia bilang yang terpenting ada KTP saja semua aman. Padahal kami diamankan hari ini. Kami jengkel dengan Saverius, " jelasnya.
Ia mengaku, datang bersama sang suami untuk bekerja membiayai keluarga.
"Saya dengan suami mau kerja. Tapi tidak tahu mau kerja apa.
Saya ada empat orang anak. Dua orang kuliah. Kami kalau tidak kerja mau kasi apa mereka, " ungkap Sose.
Vinsensius Rasi (50), mengaku, perekrut namanya Saverius Satun. Hanya tahu nama saja dan tidak kenal baik karena beda kecamatan.
"Saya tahun 2010 sudah pernah kesana. Tahun 2018 mau pergi lagi dengan istri.
Gaji borongan tunggu panen. Satu bulan dapat 3 juta.
Makanya kami mau pergi kesana. Saya tidak menduga kami diamankan. Hanya modal KTP saja yang kami siapkan saat ini. Yang lain mereka (bosnya Saverius) yang tanggung," ungkap Vinsensius.
Ia mengaku marah terhadap Saverius yang sudah menipu puluhan orang itu. Ia mengaku akan kembali ke kampung jika dipulangkan nanti.
"Kami ini petani semua pak. Kami sangat marah dengan dia. Padahal penipu orangtua. Yang penting KTP dia sudah kumpul. Rencana pagi ini ke bandara tapi digagalkan oleh Pak tentara," jelas Vinsensius.
Ia mengaku, pekerjaan yang akan dilakukan di Kalimantan belum diketahui. Karena perekrut hanya beri tahu nama tempat yaitu Kalimantan.
"Kami tidak tau jelas, dia kasitau hanya ke Kalimantan. Kami ikut saja. Tapi sekarang mau bagaimana lagi. Kami biar pulang ke kampung saja. Kami semua ini pekerjaannya petani," jelas Vinsensius. (*)