Libido Kekuasaan yang Cenderung Imoral

Filsuf yang memproklamirkan kematian Tuhan ini memahami kekuasaan sebagai hasrat yang paling alami dari manusia

Editor: Dion DB Putra

Kita bisa mengatakan bahwa perburuan kekuasaan dengan menghalalkan segala cara adalah tindakan yang imoral, yang dikuasi oleh sifat-sifat animalis dalam dirinya. Mereka adalah orang-orang yang rasionalitasnya kalah dengan hasrat alamiahnya yang sulit dibendung.

Kalau memang demikian, bisa dipastikan bahwa pada gilirannya nanti, kekuasaan yang dipegangnya pun sangat rentan dengan tindakan dan keputusan-keputusan yang tidak rasional dan malah cenderung memangsa dan memberangus yang lain.

Mengapa? Karena bagi mereka, kehadiran yang lain adalah ancaman akan kenyamanan kekuasannya.

Kekuasaan dan Moral

Apakah kekuasaan dan moral bisa disandingkan sebagai dua hal yang saling mengandaikan? Ataukah keduanya harus ditempatkan dalam bilik yang berbeda karena kekuasaan dan moral memang pada dasarnya tidak bisa bersanding?

Pertanyaan ini rasanya perlu diurai lebih cermat dan cerdas. Mengapa? Karena tidak sedikit orang termasuk para politisi yang haus akan kekuasaan, merasa bahwa kekuasaan itu harus mengapkirkan dirinya dari moral.

Pemahaman yang demikian ini rasanya sangat naif. Ada dua kemungikinan yang dalam hemat saya bisa ditelusuri lebih jauh.

Pertama, ada kemungkinan bahwa orang yang mengatakan kekuasaan itu harus apkir dari moral karena memang orang itu tidak mengerti dengan baik konstruksi sebuah kekuasaan yang seharusnya di dalamnya ada hadir moral.

Kedua, karena orang memang ingin menjauhkan moral itu dari kekuasaan demi empuk dan nyamannya kekuasaan walaupun tahu bahwa moral memang sama sekali tidak bisa diapkir dari adanya kekuasaan.

Libido kekuasaan yang cenderung imoral adalah cermin buram bangsa yang mau tidak mau harus segera disudahi. Dan untuk menyudahi libido kekuasaan yang cenderung imoral ini, bangsa kita membutuhkan warga negara yang cerdas, kristis, tanggap dan tangguh dalam memerangi segala bentuk kejahatan dalam perburuan sebuah kekuasaan.

Usaha yang demikian ini memang tidak mudah karena kita akan berhadapan dengan kaum pragmatis radikal yang cenderung kasar dalam memburu kekuasaan. Tetapi kita tidak punya pilihan lain. Justru dalam konteks inilah kecerdesan dan komitmen kita diuji.

Dan dalam ujian ini, kita semua berharap bahwa kita keluar sebagai pemenang untuk membunuh libido kekuasaan para kaum pragmatis yang cenderung animalis dan imoral. *

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved