Sidang Kasus First Travel Diwarnai Umpatan dan Teriakan Maling, Anniesa Hasibuan Menangis
Anniesa Hasibuan berusaha menahan air matanya ketika para korban terus menghujaninya dengan cacian dan serapah.
Ia sempat mendekati dan hampir menyentuh tubuh Andika.
Namun petugas kemanan sigap, dan berhasil mencegah aksi main hakim sendiri tersebut.
"Mon(xxx) Andika, kenapa gak bunuh diri aja sih lu. Katanya mau bunuh diri, mon(xxx)," teriaknya.
Andika kemudian dikawal aparat masuk ke dalam ruang tahanan PN Depok.
Andika sempat menyatakan ke wartawan ia siap menjalani sidang hari ini. "Saya siap," katanya.
Sidang lanjutan ini dipimpin oleh Hakim Ketua Sobandi, dengan anggota Teguh Arifiano, dan Yulinda Trimurti Asih Muryati.
Sementara, Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) terdiri dari Heri Jerman, Tiazara Lenggogeni, Ramadhan, Mukhamad Tri Setyobudi, dan Tri Sumarni.
Tak ada Eksepsi
Pada persidangan, para terdakwa menyatakan tidak mengajukan eksepsi atau nota keberatan.
Hal itu diungkapkan penasihat hukum ketiga terdakwa yakni Puji Wijayanto kepada majelis hakim yang dipimpin Sobandi sebagai ketua, dengan anggota Teguh Arifiano, dan Yulinda Trimurti Asih Muryati.
"Kami tim penasehat hukum tidak mengajukan eksepsi tapi pada kesempatan ini kami sampaikan surat permohonan penjualan aset," kata Puji.
Surat permohonan itu kata Puji sudah disampaikan ke Kejari Depok pada 26 Januari lalu.
Menanggapi pernyataan penasihat hukum, Ketua Majelis Hakim Sobandi menanyakan ke tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) apakah sudah menerima dan mengetahui surat itu.
"Belum yang mulia," kata Ketua Tim JPU Heri Jerman.
Menurutnya, kemungkinan tersebut kemungkinan sampai di tangan Kepala Kejari dan tidak pada mereka yang merupakan tim jaksa gabungan Kejagung dan Kejari Depok.
"Namun bisa saya ungkapkan sedikit di sini bahwa tidak semua aset yang jadi barang bukti itu bisa dijual langsung. Karena beberapa aset diagunkan ke orang lain. Jadi harus menunggu proses pemeriksaan saksi terkait barbuk itu," kata Heri.