Kisah Tragis dari Musibah Longsor Purbalingga, Separuh Tamu Undangan Terkubur

Istri Sukimin begitu terpukul atas kepergian buah hatinya, Abdul Roup (11), akibat tanah longsor yang terjadi Kamis (22/2/2018).

Editor: Agustinus Sape
Youtube/KOMPAS.com/Iqbal Fahmi/kolase
Salah satu ibu korban longsor, Ibu Sukimin menangis histeris di pelukan Bupati Purbalingga, Tasdi, saat jenazah buah hatinya, Abdul Roup dibawa ke pemakaman, Jumat (23/2/2018). 

“Saya berhasil menyelamatkan diri, tapi separuh undangan yang lain tertimbun tanah dan tembok yang ambruk,” katanya.

Jerit tangis dan teriakkan dari para korban yang terjebak di bawah longsoran memecah keheningan. Proses evakuasi berlangsung dramatis, di tengah kepungan gulita, hanya dibantu kilat cahaya petir, para warga yang selamat berusaha menolong sanak dan tetangga mereka dengan menggunakan tangan kosong.

Semua orang dewasa yang saat itu berada di ruang tamu dapat dievakuasi dalam kondisi selamat. Namun nahas, empat anak, putra para tamu undangan yang sebelumnya tengah tidur di kamar belakang tak dapat diselamatkan.

Masing-masing korban yakni, Al Karomi (7), Safangatul Isman (3), Abdul Roup (11), termasuk Sifaul Umam yang sedianya akan dikhitan bersamaan dengan pernikahan kakaknya esok lusa, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia tertimbun material longsor.

Damin yang saat diwawancara masih dalam suasana berkabung itu menceritakan, betapa kuat dan tegarnya hati Solihin.

Tanpa tangis, atau tersamarkan air hujan, Solihin dengan tabah mencari sendiri jasad putranya, Sifaul dan ketiga kemenakannya di dalam kamar.

Tak peduli pada kondisinya, Solihin nekat menggali dan mengangkat material longsor dengan tangan kosong hingga baju dan celana yang dikenakan robek.

“Solihin, paman saya itu setelah menolong kami yang tertimbun longsor di belakang langsung lari ke rumah perangkat desa, bajunya yang robek dilepas jadi tinggal pakai celana dalam,” tutur Damin.

Bupati Purbalingga Tasdi yang sempat hadir dalam proses pemakaman disambut isak tangis keluarga korban. Mereka menghambur mengungkapkan rasa duka mendalam atas kepergian buah hati yang begitu mengejutkan.

Tasdi menegaskan, rumah Solihin harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Rencananya, Pemkab menyewa lahan Perhutani seluas satu hektar untuk kawasan relokasi korban longsor, sekaligus sebagai titik kumpul bagi warga jika terjadi kejadian luar biasa atau bencana alam.

Kepala Desa Jingkang Bambang Hermanto mengatakan, akan segera merelokasi dan membangun tempat tinggal sementara bagi keluarga korban.

Bantuan logistik berupa bahan bangunan pun telah sampai atas bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga.

Saat ini, keluarga korban berada di Balai Desa Jingkang serta korban luka dirawat di Puskesmas Karangjambu dan Rumah Sakit Umum Daerah Goeteng Taroenadibrata. “Akan segera kami bangun hunian sementara untuk keluarga korban secara gotong-royong dengan warga,” ujarnya. (Kontributor Purwokerto, M Iqbal Fahmi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Acara yang Penuh Bahagia Itu Berakhir Tragis, Separuh Tamu Undangan Terkubur Longsor

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved