Momen Rakyat Mengenal Sang Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT
Masa kampanye dialokasikan waktunya selama 129 hari. Momentum dimana keempat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur merebut hati pemilih
Waktu kampanye dibagi dalam empat putaran. Setiap putaran terdiri dari empat sesi. Setiap sesi dialokasi waktu delapan hari kampanye. Dengan demikian setiap pasangan calon akan berada dalam setiap zona sebanyak 4 kali.
Pilihan ini telah mengantisipasi bagaimana sulitnya mengkonsolidasi orang, barang, dan jasa ke setiap titik sekaligus menghindari terjadinya gesekan.
Pilihan pola ini ingin menegaskan tentang prinsip kesetaraan dan keadilan dalam bentuk pelayanan penyelenggara kepada peserta pemilihan dan dedikasi kepada pemilih sebagai pemilik kedauluatan.
Pada masa ini publik dalam arti pemilih harus mendapatkan pelayanan paripurna untuk mendapatkan preferensi pilihannya. Maka sajian selama masa kampanye adalah bobot ilmiah yang rasional.
Apa visi, misi, program dan gagasan untuk membangun provinsi Nusa Tenggara Timur, provinsi kepulauan, karakteristik geografis, sekitar delapan bulan kemarau dan sekitar empat bulan turun hujan.
Apa yang dapat dikerjakan pasangan calon jika terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur.
Bagaimana mengentaskan kemiskinan, bagaimana mendorong kegairahan investasi untuk mendongkrak penerimaan asli daerah, mengurangi penganguran, mengatasi kekurangan air untuk lahan pertanian, strategi pendidikan, kesehatan, pariwisata dan sebagainya.
Singkatnya waktu masa kampanye merebut hati pemilih maka strategi setiap tim kampanye pasangan calon hendaknya lebih mendidik memberikan pendidikan politik bagi rakyat agar pemilih menilai secara rasonal siapa sesungguhnya figur yang tepat untuk memimpin provinsi ini lima tahun ke depan.
Tema yang selalu menyeruak dan berhasil mengobrak abrik tatanan sosial politik kemasyarakatan adalah dalam pemilihan adalah politisasi suku, ras, agama, dan antargolongan.
Masyarakat sosial yang selama ini kental dengan rasa soliditas kegotongroyongan, setia kawan, toleransi, saling menghormati, sekoyong-konyong atas nama militansi pasangan calon boleh mencerca pasangan calon atau pendukung pasangan calon lain.
Militansi itu penting jika diarahkan untuk berpikir rasional semakin solid memajukan daerah ini. Maka pilihan strategi kampanye masing-masing pasangan calon dan tim kampanye pasangan calon adalah kreatif meyakinkan pemilih dengan menyajikan visi, misi, dan program kerja jika kelak terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Saling berbeda pandangan dalam paradigma berpikir mengatasi suatu masalah adalah wajar dalam konstrusi berpikir, hukum logika dan dibenarkan dalam alam demokrasi.
Contoh, data menunjukkan bahwa penduduk miskin di NTT pada bulan Maret 2017 sebanyak 1.150,79 ribu jiwa. Jika saya mengajukan pertanyaan mengapa terjadi kemiskinan di NTT? Bagaimana cara mengatasi kemiskinan ini?
Jawaban tentu beragam dengan cara berpikir yang berbeda-beda. Nah, pasangan calon dan tim kampanye memiliki argumen masing-masing bagaimana membawa Nusa Tenggara Timur keluar dari lingkaran kemiskinan.
Di sinilah argumen, pandangan, persepsi, pendapat boleh diadu, didebat, disanggah. Masing-masing pihak akan merasa benar sehingga tidak perlu dipaksanakan untuk sama.