Puluhan Hektar Sawah di Maurole Ende Kekeringan

Warga berharap pemerintah memperbaiki bendungan yang ada agar air bisa mengalir sehingga warga bisa kembali mengolah sawah.

Penulis: Romualdus Pius | Editor: Alfons Nedabang
POS KUPANG/ROMUALDUS PIUS
Anggota DPRD Kabupaten Ende, Yustinus Sani meninjau sawah di Maurole yang mengalami kekeringan, Jumat (9/2/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Romualdus Pius

POS-KUPANG.COM | ENDE - Puluhan hektar sawah di Desa Maurole, Kecamatan Maurole, Kabupaten mengalami kekeringan karena ketiadaan air.

Kondisi demikian membuat para petani sawah di desa tersebut tidak bisa mengolah sawah.

Warga berharap pemerintah memperbaiki bendungan yang ada agar air bisa mengalir sehingga warga bisa kembali mengolah sawah.

Baca: Megawati Instruksikan Rebut Kemenangan di Sikka dan NTT

Hal tersebut dikatakan warga Desa Maurole, Thobias Noe saat ditemui di Desa Maurole, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Jumat (9/2/2018).

Thobias mengatakan sejak 8 tahun terakhir dia dan warga Desa Maurole menderita karena tidak bisa mengolah sawah padahal sawah menjadi sumber utama pendapatan warga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kami tidak ada usaha lain hanya dari sawah karena dengan sawah kami bisa mendapatkan padi yang bisa diolah menjadi beras untuk makan ataupun dijual guna mendapatkan uang yang bisa dipergunakan untuk biaya anak sekolah hingga urusan kemasyarakatan maupun adat," kata Thobias.

Baca: 15 Parpol di Nagekeo Lolos Verifikasi Faktual, Termasuk Tiga Parpol Baru

Namun yang terjadi sekarang ini, lanjut Thobias, warga hidup dalam penderitaan karena sawah yang menjadi satu-satunya andalah untuk menopang hidup tidak bisa diolah secara maksimal karena ketiadaan air.

Thobias mengatakan bahwa ada warga yang memang tetap nekat mengolah sawah dengan bantuan air hujan atau yang lasim dikenal dengan sawah tadah hujan namun demikian hasilnya tidak maksimal dibandingkan menggunakan air dari bendungan.

"Kalau mengharapkan air hujan hasilnya tidak maksimal karena harus menunggu hujan dating da itupun kalau hujan dengan intensitas yang tinggi agar airnya banyak namun kalau hanya hujan biasa-biasa saja maka padi tumbuh tidak normal bahkan ada yang mati sebelum bisa dipanen," kata Thobias.

Baca: Sedih, Awal 2018 Sudah 2 Warga Malaka Tewas Diterkam Buaya

Warga, ujar Thobias, ada yang mengolah lahan sawah dengan tanaman holtikultura seperti jagung maupun kacang-kacangan namun ada yang membiarkannya menjadi lahan ternak sapi ataupun kerbau.

Thobias berharap agar dalam tahun 2018 ini pemerintah bisa memperbaiki bendungan agar warga bisa mengolah lahan mereka menjadi lahan sawah yang lebih berproduktif demi memenuhi kebutuhan hiduo sehari-hari.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved