Kerja Sama Dinas PUPR NTT dengan UGM
Ini Keuanggulan Pencatat Debit Realtime
Keunggulan pencatat debit realtime buatannya dibandingkan alat buatan Jepang, yakni harganya lebih murah.
Penulis: Kanis Jehola | Editor: Kanis Jehola
POS KUPANG.COM, KUPANG - Bayu Dwi Apri Nugroho, ST., M.Agr., Ph.D Ahli Klimatologi Pertanian, Perubahan Iklim dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, mengatakan, keunggulan pencatat debit realtime buatannya dibandingkan alat buatan Jepang, yakni harganya lebih murah, hanya Rp 5 juta per unit, sementara alat buatan Jepang Rp 25 juta -Rp 30 juta per unit. Alat ini juga realtime yaitu bisa di-update setiap lima menit, sedangkan alat buatan Jepang semi realtime.
"Aplikasi ini juga dapat dilihat di HP nantinya, dan dapat dipantau setiap saat, kapan dan dimanapun kita berada," kata Bayu.
Penciptaan alat dan aplikasi pencatat debit realtime ini, jelas Bayu, penting untuk mengetahui debit air di setiap DI sehingga bisa diprediksi luas lahan sawah yang dapat ditanam padi setiap musimnya. Dengan demikian bisa dicegah gagal tanam dan gagal panen.
"Selama ini kan secara manual saja. Para petani menanam saja di areal sawah tanpa memperhatikan debit air. Akibatnya, sering terjadi gagal tanam dan gagal panen karena luas lahan yang digarap tidak sesuai debit air yang tersedia," katanya.
Dengan mengetahui debit air, jelas Bayu, Komisi Irigasi dan Dewan Sumber Daya Air Dinas PUPR NTT bisa merekomendasikan kepada petani luas lahan yang bisa ditanam pada setiap musim tanam. (kas)