Siapa Sangka! Pria Tampan Ini Dulunya Adalah Seorang Perempuan, Begini Perubahannya
"Saya mengambil setiap kesempatan untuk mengenakan pakaian pria dan menatap cermin," terangnya. Dia juga menyembunyikan pakaian pria di lacinya
Penulis: Vika Widiastuti | Editor: Vika Widiastuti
"Saya mengambil setiap kesempatan untuk mengenakan pakaian pria dan menatap cermin," terangnya.
Bahkan, Jaimie memili laci khusus di kamarnya untuk menyimpan pakaian maskulinnya.

"Dengan hati-hati saya meletakkan lapisan pakaian feminin di atas sehingga jika orang tua saya ke kamar saya mereka tidak akan menemukannya," lanjutnya.
Situasi itu membuatnya tak berdaya sebab dia tak bisa memberi tahu siapapun tentang kekacauan emosional yang dialaminya.

"Jujur saja, ini sangat menakutkan karena saya pikir, saya tidak akan bisa melakukan transisi dan saya tidak mengatakan kepada siapapun karena saya takut kehilangan semua orang," terangnya.
Kemudian, Jaimie tiba di titik di dalam hidupnya di mana dia merasa berani memulai proses transisi yang panjang, mahal dan berisiko dari perempuan ke laki-laki.
"Transisi secara fisik adalah perasaan terbaik," ungkapnya.

"Saya ingat memotong rambut panjang saya, meski dunia tetap sama, rasanya seperti kehidupan yang baru. Secara emosional, saya merasa puas dan melihat tingkat kecemasan sosial dan tingkat stres saya hilang. Saya menjadi orang yang lebih bahagia dan hidup. Aku menjadi diriku," jelasnya.
Dia juga meningkatkan hormon testosteron dalam dirinya untuk mengembangkan lebih banyak karakteristik laki-laki.

Namun, saat pertama dia menunjukkan diri sebagai laki-laki, banyak teman-teman yang menjauhinya.
"Saya kehilangan banyak teman saat pertama kali keluar."
"Saya berpikir, saya hanya mengubah penampilan saya, jadi siapa pun yang tidak mengenal saya karena transisi saya jelas hanya menyukai saya karena bagaimana penampilan saya, bukan bagaimana diri saya karena itu tidak berubah," terangnya.
Hal yang sulit yang dihadapinya sebagai transgender adalah kehilangan orang yang dicintainya.

"Bagian tersulit dari masa transisi saya telah kehilangan keluarga saya," ujarnya.
"Saya ingat malam saya muncul di rumah dengan rambut dipotong dan pakaian maskulin saya, ibu saya berkata, 'Saya tidak peduli kalau kamu menyukai perempuan, tapi mengapa harus terlihat seperti ini'," terangnya.
Baca: Begini Peta Politik Jelang Munaslub Partai Golkar
Hal itu mengejutkannya dan Jaimie pun berpikir orang tuanya hanya memperhatikan penampilan luarnya dan tidak menerima dirinya.
(Tribunnews/Vika Widiastuti)