Dianggap Jual Bencana Gunung Agung demi Pariwisata, Begini Penjelasan Humas BNPB
Baginya, orang punya banyak perspektif tentang bencana, tergantung dari sisi mana memandangnya.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Efrem Limsan Siregar
POS-KUPANG.COM - Memang tak seorang pun dapat mengira kapan datangnya bencana.
Demikian juga erupsi Gunung Agung yang melanda masyarakat Bali sekarang ini.
Selain Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga turut bertugas untuk memberikan kabar terbaru kepada masyarakat yang akan terkena dampak.
Kapusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, biasa mengandalkan media sosial untuk mengumumkan kabar terbaru aktivitas Gunung Agung dan imbauan ke masyarakat di sekitar lokasi bencana.
Baca: Bondan Winarno Maknyuss Meninggal Dunia, Ini Cerita Netizen yang Sempat Bertemu di Bandara, Haru!
Namun, Sutopo mengaku tak semua postingannya disambut baik netizen.
Di tengah letusan Gunung Agung, Sutopo kadang menyelipkan gambar yang memperlihatkan keindahan Gunung Agung.
Hanya saja, lewat postingan semacam itu, netizen menganggap Sutopo sedang nyinyir di tengah bencana.
Misalnya, postingan meme semburan abu vulkanik dengan warna berbeda.
"Abu vulkanik Gunung Agung yang Beda Warna saja bisa rukun meletus. Kenapa kita malah sering berantem," tulis @Sutopo_BNPB.
Baca: Tawuran Dua Fakultas di Undana Berawal Dari Hal Sepele Ini
Sejumlah netizen mengapresiasi postingan itu, namun ada juga yang kontra.
"Mending bapak bantu korban, bencana kok di jadikan bahan nyinyiran gak punya rasa prihatin ckckck," tulis @your_change99.
"Fokus aja buat tanggap darurat," tulis @atoxmorrison46.
Akun @iankrambil memberi jawaban membela Sutopo.
"Lah, emang tugasnya pak Topo & the gang buat bantu korban mas. Tiap hari beliau & kru bnpb pantau gunung agung, lha kok kamu yg marah2?" balas @iankrambil kepada @atoxmorrison46.
Sutopo menyadari sejumlah postingannya dapat memicu tafsiran yang kontra dengan netizen.
Dia juga mengaku postingannya pernah ditafsirkan berbeda dan dianggap sedang menjual pariwisata dari bencana.
Sutopo akhirnya memberi penjelasan menanggapi tudingan netizen terhadapnya.
"Sesungguhnya fenomena letusan gunungapi adalah langka. Tidak semua negara punya gunungapi. Indonesia punya 127 gunungapi aktif. Saat meletus dapat dinikmati wisatawan di tempat aman. Turis asing terpesona letusan G.Agung. Biarkanlah gunung bekerja, kita menyingkir dulu. #Bali," tulisnya di Twitter, Selasa (28/11/2017).
Baca: Cuaca Eksrtem, Jembatan Gantung di Yogyakarta Bergetar dan Tiba-Tiba Runtuh
Dia mengunggah foto, terlihat dua turis wanita sedang menyaksikan erupsi Gunung Agung dari lokasi yang sangat jauh.
Sutopo mengatakan dia sedang memberi perspektif lain dari bencana.
Baginya, orang punya banyak perspektif tentang bencana, tergantung dari sisi mana memandangnya.
Namun, kemanusiaan adalah hal utama, lanjutnya.
"Itu bencana sosial. Seperti yang saya twitter kan ini. Banyak pihak yang tidak setuju. Dikira saya menjual turism bencana. Padahal saya berikan pemahaman perspektif lain dari bencana," tulis @Sutopo_BNPB.
"Selalu ada pro dan kontra. Perspektif bencana itu banyak. Ada yang memaknai bencana tak ubahnya perang. Ada juga makna kerentanan, politik, ekonomi, budaya, komodifikasi dll. Semua bisa benar. Tergantung dari sisi mana. Kalau soal kemanusiaan pasti itu yang utama," tulis @Sutopo_BNPB.
Baca: Astaga! Gunakan Granat untuk Berfoto dan Pamer ke Teman-temannya, Pria Ini Malah Tewas Mengenaskan
Meski begitu, sejumlah netizen ternyata mengapresisasi kinerja BNPB dalam melaksanakan tugasnya.
"Bapak sudah melakukan yang terbaik. Netizen & Bencana Alam adalah dua hal yang diluar kendali bapak. Terimakasih, selamat bekerja kembali Mbah Topo," tulis @Norvolks.
"semoga di berikan kesehatan utk bapak topo dan seluruh rekan BNPB di seluruh indonesia, tugas anda semua mulia dalam menghadapi bencana dan mempersiapkan datang nya bencana. SUKSES BUAT ANDA SEMUA," tulis @yuandap75.
Namun ada juga netizen yang salah fokus ketika melihat foto yang diunggah @Sutopo_BNPB. Juga salah alamat menyampaikan kritik.
"Kok paha di TRANSPARAN BANGET pak..gimana seeh bpk BNPT... gawat... ini #WarasItuNikmatBro," tanggap @lembah_pribumi.
"BNPB. Kalau BNPT yang nangani teroris," tulis @Sutopo_BNPB.
Ada pendapat kontra yang dituliskan @dprabo yang menganggap postingan Sutopo tetap menjual pariwisata bencana.
"Menjual disaster tourism di saat saudara2 kita menderita sangat tidak sensitif, apalagi dg membawa nama BNPB. Apapun motif bapak (mau bantu turisme Bali, mencari popularitas), janganlah mentweet hal-hal di luar ekspertis dan wewenang bapak," tulis @dprabo.
Namun, Sutopo menjelaskan psotingan itu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.
"Bukan menjual turism. Memberikan pemahaman kepada masyarakat. Kalau penanganan bencana pasti kita lakukan," balas @Sutopo_BNPB.
Gunung Agung akan Mengalami Letusan Besar
Kabar terbaru seperti diberitakan TribunBali.com, Rabu (29/11/2017) dari Pos Pantau Gunung Api Agung di Desa/Kecamatan Rendang, alat seismograf PVMBG merekam tremor over scale atau tremor dengan amplitudo melebihi alat ukur seismograf.
Menurut laporan PVMBG, tremor over scale tersebut terjadi sejak pukul 17.25 Wita.
"Kami kembali rekam tremor overscale selama 20 menit dan masih berkangsung," jelas Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana.
Sebelumnya, kemarin (28/11/2017) sekitar pukul 13.30 Wita, alat seismograf PVMBG juga merekam tremor over scale dengan amplitudo maksimum 23 mm.
Baca: Ditemukan dalam Kondisi Muka Bolong dan Mengenaskan, Anjing Ini Berhasil Sembuh, Lihat Kondisinya
Tremor over scale tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 Wita hingga 14.00 Wita.
"Tremor overscale ini menandakan ada volume material yang sangat besar, dan berusaha keluar untuk memenuhi kawah," jelas Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, Selasa (28/11/2017).
Tremor overscale terus menerus tersebut, kata Suantika, mengindikasikan Tohlangkir --sebutan orang Bali untuk Gunung Agung-- tak lama lagi bakal mengalami letusan besar.
Saat ini zona bahaya berada di radius 8-10 kilometer, kemungkinan akan diperluas sampai radius 9-12 kilometer.
Baca: Pria Asal Buleleng Jalani Ritual Mandi Lahar Dingin Gunung Agung
(Tribunnews/Efrem Limsan Siregar)