Inilah Doktor Termuda Output SMA Akselerasi NTT

Prestasi ini pun sempat diekspos televisi swasta nasional Trans TV, 26 September 2017, dalam program Good Morning, siaran

Editor: Dion DB Putra
Net
Ilustrasi 

Oleh: Drs. Willem B Berybe
Mantan guru kelas Akselerasi SMAK Giovanni Kupang

POS KUPANG.COM -- Harian Pagi Pos Kupang pernah menyajikan berita pendidikan yang cukup sensasional edisi September 2017. Grandprix Kadja meraih lulusan doktor termuda (24 tahun) dari ITB Bandung. Dalam kurun waktu empat tahun jenjang S2-S3 tuntas habis.

Prestasi ini pun sempat diekspos televisi swasta nasional Trans TV, 26 September 2017, dalam program Good Morning, siaran CNN Indonesia.

Pembawa acara mengungkapkan sosok Grandprix sebagai salah satu lulusan doktor termuda di Indonesia bidang Kimia. Yang membuat saya kagum bercampur bangga lantaran Trans TV juga menyebut dia alumnus SMA Katolik Giovanni Kupang.

Atas prestasi ini maka Ira Godho, sebagai alumna Giovanni (penulis: dalam bahasa Latin alumnus untuk laki-laki; alumna, perempuan;) yang juga salah satu wartawan Trans TV, CNN Indonesia mengirim cuitan di halaman face-book saya : Thx for watching CNN Indonesia,om,.... nama sekolahnya pasti disebut lengkaaaaap....proud to Giovanni (alumnus)".

Atau, Natalia Dugis juga alumna asal Ruteng berkomentar ` bangga.... pernah menjadi alumni di sana'. Bahkan seorang bukan alumnus, Placidus Galla dari Jakarta menulis, ` turut bangga sebagai sesama warga NTT dan orang Kupang `. Terimakasih untuk apresiasinya.

SMA Akselerasi Pertama di NTT

Grandprix Kadja masuk SMA Katolik Giovanni angkatan 2007. Ketika itu, ia termasuk peserta program SMA Akselerasi. Tipe anak cerdas, sederhana, tekun, dan bertanggungjawab.

Minat Kimia sudah nampak di bangku Aksel, demikian pengakuan Yoram Enggelina Koy, guru Kimia SMAK Giovanni, lulusan S2 Pendidikan Kimia ITB Bandung. Hal senada disampaikan Martinus Ora, mantan ketua program Aksel Giovanni sekaligus mantan guru Fisika/instruktur kurikulum tingkat provinsi NTT.

Saya rasa ada korelasi rasional yang sangat kuat antara program percepatan (acceleration) SMA dan potensi intelektual dan kepribadian (personality) calon peserta didik. Dalam kurun waktu dua tahun, seorang siswa Aksel harus lulus SMA dengan predikat nilai akademik plus. Maka, pada tahun 2009, Grandprix bersama rekan aksel tamat SMA. Sedangkan siswa reguler yang sama-sama daftar dan masuk SMAK Giovanni baru tamat setahun kemudian (2009/2010).

Bisa ditarik rentang waktu 2007-2017 (10 tahun) gelar doktor itu mampu diraih. Kecepatan belajar ini dibuktikan sendiri oleh Grandprix ketika ia memperoleh beasiswa Dikti sebagai mahasiswa unggul secara akademik untuk mengambil program S2 dan S3.

Terhitung 2001/2002, kepemimpinan SMA Katolik Giovanni dijabat oleh Romo Drs. Stef Mau, Pr menggantikan Frater Sarto BHK yang terpilih sebagai Kepala Provincial BHK se-Indonesia dan harus berangkat ke Malang, Jawa Timur guna mengemban tugas baru di sana.

Pada saat itulah, SMA Giovanni mendapat tawaran dari Dinas P dan K Provinsi NTT, dalam hal ini Bidang Pendidikan Luar Biasa dan Khusus, untuk menjalankan program percepatan belajar (program Aksel) tingkat SMA.

Keputusan Romo Stef untuk menerima tawaran tersebut dapat disebut sebagai keberanian dalam manajemen kepemimpinan pendidikan seorang kepala sekolah dengan siap menerima segala konsekwensinya.

Namun demikian, beliau begitu optimis dan yakin. Berbagai persiapan pun dilakukan termasuk kepala sekolah harus mengikuti workshop di Jakarta tentang tata kelola program akselerasi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved