Anggota Komunitas ‘Telanjang’ Sebut 10 Tempat Ini Sebagai Surganya Kaum ‘Tanpa Busana’. Cek Yuk!
Aditya memposting resep berikut foto dirinya tersebut ke sebuah situs naturis yang mengangkat kehidupan orang-orang
Mulai dari sidang Ahok sampai bicara bisnis.
''Saat itu lagi sidang-sidangnya Ahok ya. Kita bicara soal sidangnya Ahok, kita bicara soal Jakarta, tidak ada hubungannya dengan ketelanjangan... Bahkan dua teman sibuk bicara bisnis.''
Baca: Sumba Barat Daya Sepakati Rencana Aksi Eliminasi TB dan Malaria
Menurut dia, kumpul dan bertelanjang bersama kaum naturis lain membuat hubungannya lebih erat.
''Kita menampakkan diri apa adanya. Yang gemuk, buncit, penisnya pendek atau panjang, payudaranya besar atau kecil, atau ada tanda lahir, semua kelihatan.
Kenapa harus apa adanya? Sebab artinya kita menerima diri dan respek terhadap diri orang lain.''
Baca: Rawan Pangan - Warga Alorawe-Nagekeo Mulai Konsumsi Ondo
Buat Aditya, banyak miskonsepsi, alias pandangan yang keliru, yang perlu diluruskan soal naturis.
''Masyarakat selalu menginterpretasikan telanjang itu kaitannya dengan seks. Telanjang ramai-ramai pasti pesta seks. Padahal tidak sama sekali," katanya menegaskan betapa kelirunya pandangan seperti itu.
Aditya menekankan, ''nudis tidak ada hubungan sama sekali dengan aktivitas seksual. Bedakan dengan eksibionis.''
''Kemunafikan juga menjadi penyebab (ketidaktahuan masyarakat). Mereka menganggap sesuatu yang tertutup lebih sopan daripada yang terbuka.''
Baca: VIDEO: Dirjen Dukcapil Temukan 2.000 KTP Elektronik Masih Tersimpan di Dispendukcapil Kota Kupang
Liburan ke pantai tersembunyi
Walau hukum tidak ramah pada naturis di Indonesia, bukan berarti peluang bugil juga nol.
Saat orang lain yang berlibur di pantai sibuk mencari baju yang nyaman, pakaian ganti, dan handuk untuk menutup tubuh, Aditya justru nyaman tanpa sehelai pakaian di tubuh.