Rawan Pangan - Warga Alorawe-Nagekeo Mulai Konsumsi Ondo

Masyarakat salah satu desa di daerah itu, Desa Alorawe, bahkan mulai mengonsumsi ubi hutan atau ondo.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Agustinus Sape
POS KUPANG/ADIANA AHMAD
Ubi hutan (ondo) yang dijemur warga Alorawe di pinggir sungai di desa itu, Jumat (20/19/2017). 

Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Adiana Ahmad

POS-KUPANG.COM, MBAY - Kekeringan akibat kemarau panjang berdampak menipisnya persediaan pangan di Kabupaten Nagekeo.

Masyarakat salah satu desa di daerah itu, Desa Alorawe, bahkan mulai mengonsumsi ubi hutan atau ondo.

Melkhior, salah satu warga Dusun 02, Desa Alorawe yang ditemui di Alorawe, Jumat (20/10/2017), mengatakan, Ondo termasuk ubi beracun.

Namun warga setempat terpaksa mengonsumsi Ondo karena persediaan pangan menipis.

"Saat ini jalan lain untuk dapat makan, menggali ubi hutan. Kami mau harap apa kalau beras tidak ada. Ya, satu-satunya jalan kami masuk hutan cari ubi-ubian. Selain untuk makan sehari saat ini, ubi yang ada juga disimpan sebagai persediaan di musim hujan," kata Melkhior.

Akses ke pasar jiga menjadi persoalan sendiri. Ketika musim hujan dan kali yang melintasi Alorawe banjir, kata Melkhior, akses warga Alorawe ke desa lain termasuk ke Mbay, ibukota Kabupaten Nagekeo, putus total.

"Kalau sudah hujan akses putus total. Kami hanya di rumah, mau jalan tidak bisa karena banjir. Terus kalau sudah begitu, kami mau makan apa? Jadi satu-satunya ubi ini kami siap untuk musim hujan nanti," kata Melhkior .

Melkhior menuturkan, karena mengandung racun mematikan, pengolahan Ondo butuh ketelitian.

Dijelaskan Melkhior, agar ubi Ondo bisa dimakan dengan aman, harus diolah dengan penuh kesabaran dan memakan waktu beberapa hari.

“Awalnya kita harus kuliti dulu, lalu iris berbentuk lempeng. Setelah itu dijemur. Jika telah kering harus direndam dan dicuci di air mengalir selama tiga malam. Lalu dijemur lagi hingga benar-benar kering sampai bagian dalamnya. Kalau sudah kering berarti ubi Ondo sudah bisa dikukus atau digoreng untuk dimakan,” kata Melkhior.

Melkhior tidak menampik jika Ondo merupakan makanan alternatif yang sudah membudaya bagi masyarakat Alorawe.

Namun untuk saat ini, katanya, Ondo bukan lagi makanan sampingan tapi pilihan satu-satunya karena tidak ada lagi pilihan lain.

"Kemarau panjang tahun ini menyebabkan salah satu komoditi perkebunan yaitu jambu mete mengalami gagal panen.

Bunga jambu mete kering karena terlalu panas. Kalau seandainya jambu mete ada hasil, ya,  tentunya bisa membantu kami untuk membeli beras sebagai persediaan musim hujan nanti,” tambah Melkhior.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved