Gempa di Lembata

Gunung Ile Lewotolok Waspada, Ahli Geologi: Bisa Saja Magma Gunung Agung Pindah ke Gunung Lain

Ketika magma dari perut bumi tidak bisa menembus batuan dari Gunung Agung, bisa jadi magma tersebut bergerak ke celah atau rekahan yang lain.

Editor: Djuwariah Wonga
Pos Kupang/Kolase
Gunung 

POS-KUPANG.COM- Kini status Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur meningkat dari status normal ke waspada (level II).

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Ili Lewotolok statusnya waspada sejak (7/10/2017) pukul 20:00 WITA.

Apakah naiknya aktivitas Gunung Ile Lewotolok berhubungan dengan Gunung Agung?

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus Daerah Bali,I Ketut Ariantana menegaskan, gunung yang berada di jalur “Cincin Api” pasti ada korelasi dengan gunung-gunung api lainnya karena struktur magmanya memiliki hubungan.

Seperti diketahui, magma akan selalu aktif mencari celah.

Jika ada batuan yang lemah, celah-celahnya akan diisi oleh magma.

Ketika magma dari perut bumi tidak bisa menembus batuan dari Gunung Agung, bisa jadi magma tersebut bergerak ke celah atau rekahan yang lain.

Makanya, bisa saja jika magma di Gunung Agung nanti mulai stabil, itu berarti ada daerah-daerah lain mulai tidak stabil karena panas dari magma akan terus mendorong dan mencari celah ke atas karena sifat gas yang terkandung dalam magma.

Seperti diketahui, gempa tektonik berkekuatan 4,9 Skala Richter (SR) mengguncang Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, Rabu (11/10/2017) pukul 07.10 Wita.

Bahkan, sehari sebelumnya, Selasa (10/10/2017) terjadi beberapa kali gempa tektonik di Lembata. 

BNPB merilis ada lima kali gempa dengan guncangan gempa yang dirasakan cukup kuat karena berpusat di darat ada kedalaman 10 – 30 kilometer.

Pada pukul 06.23 Wita terjadi gempa 4,9 SR, setelah gempa sebelumnya pada pukul 02.19 Wita dan pukul 02.27 Wita.

Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Drs. Hasanudin menjelaskan, pusat gempa bumi pagi ini berada di laut, 29 Km arah Barat Laut Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata dengan koordinat 8.23 Lintang Selatan (LS) dan 123.37 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 10 Km.

Menurut Hasanudin, berdasarkan hasil analisis peta tingkat guncangan (Shakemap) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dampak gempa bumi ini menimbulkan guncangan pada II skala intensitas gempa bumi BMKG (SIG-BMKG) atau III - IV skala intensitas Modified Mercally Intensity (MMI) di wilayah Lembata.

Kemudian, berdasarkan informasi masyarakat yang diterima di BMKG, getaran gempa bumi dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI) di wilayah Lembata.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved