Berita Timor Rote Sabu
VIDEO: Kunjungan Pangdam Ganip, Dari Goyang Ria, Bagi Uang Hingga Tangis Haru di Makodim Belu
Para prajurit maupun pejabat yang hadir saat itu turun bergoyang menikmati lagu yang dinyanyikannya.
Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Rosalina Woso
Laporan Wartawan Pos-Kupang, Edy Bau
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA--Dua suasana berbeda terjadi saat Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIII/Merdeka, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Ganip Warsito saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Belu, Perbatasan RI-RDTL, Kamis (14/9/2017).
Meski Belu bukanlah wilayah Kodam XIII Merdeka, kedatangan Pangdam dalam rangka Pengawasan dan Pengendalian operasi (Wasdalops) terhadap pasukan Batalyon Infanteri (Yonif) 712/Wiratama yang saat ini menjadi pasukan pengaman perbatasan RI-RDTL sejak bulan Maret 2017 lalu.
Mantan Komandan Kodim 1605/Belu ini tiba di Bandara AA Bere Talo Atambua menggunakan pesawat komersil Wings Air sekitar pukul 09.13 wita. Dari bandara, Pangdam dan rombongannya langsung menuju Markas Komando (Mako) Satgas Pamtas di Sesekoe, Kelurahan Umanen, Kecamatan Atambua Barat.
Suasana riang gembira langsung terasa saat Pangdam dan rombongannya disambut secara adat serta bagaimana para prajurit member hormat dan yel-yel menyambut sang jenderal.
Di markas ini, berlangsung rapat tertutup dan dilanjutkan dengan ramah-tamah.
Pangdam mengambil alih mic dan menyanyikan beberapa lagu pop timor dan pop nasional Indonesia.
Para prajurit maupun pejabat yang hadir saat itu turun bergoyang menikmati lagu yang dinyanyikannya.
Suasana begitu cair dan ceria. Tak ada jarak antara pejabat dengan prajurit.
Semua menyatu dalam gerakan menikmati irama musik dan syair lagu yang dinyanyikan.
Usai bernyanyi dan bergoyang ria, Pangdam melalui asistennya memberikan insentif kepada para anggota yang bertugas di pos-pos.
Suasana berbeda terjadi saat Pangdam bersama rombongannya bergeser ke Markas Kodim 1605/Belu pada sore harinya.
Seperti biasanya, pangdam disambut dengan pengalungan selendang. Para komandan koramil bersama isterinya berbaris memberi hormat. Pangdam menyalami mereka satu persatu.
Terlihat sangat intim saat Pangdam masih mengingat nama-nama mereka.
Mereka tak sekedar bersalaman antara atasan dan bawahan tapi berangkulan seolah saudara kandung yang baru bertemu setelah berpisah sekian lama.
Dari situ, Pangdam bersama rombongan didampingi
dan langsung menuju aula Makodim untuk menemui para anggota Kodim untuk berdialog.
Dandim Belu, Letkol Nurdihin Adi Nugroho pada kesempatannya menyampaikan terimakasih kepada Mayjen Ganip yang telah mengungjungi Makodim Belu.
Dia lantas meminta agar jenderal bintang dua tersebut memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh anggota kodim belu, persit dan para PNS di Kodim Belu.
Sebelum Pangdam berbicara, dia memberikan kesempatan kepada Bupati Belu, Willy Lay untuk berbicara.
Ternyata keduanya adalah teman lama saat Mayjen Ganip menjabat sebagai Dandim Belu. Saat itu, kata Bupati Willy, mereka sering berdiskusi bersama. Sebagai seorang pengusaha, Bupati Willy sering bertukar pikiran dengan Mayjen Ganip.
"Saat menjadi Dandim, banyak hal yang kami bicarakan. Saat itu saya masih pengusaha, kami bertukar pikiran untuk membangun negeri ini. Dengan segala keterbatasan waktu itu, dandim berbuat banyak," ungkapnya.
Bupati Willy bahkan mengungkapkan komunikasi antara keduanya begitu akrab hingga Mayjen Ganip tak lagi menjadi Dandim Belu.
Keduanya sering berkomunikasi lewat telepon, bahkan ketika akan menjadi calon bupati Belu, Mayjen Ganip adalah orang pertama yang ditelepon untuk memberitahukan niatnya. "Sebelum jadi cagub, orang pertama yang saya telepon adalah Pak Ganip. Jawaban beliau bagus, lanjutkan perjuangan dan lanjutkan yang diinginkan. Beliau tanya lagi, siapa wakilnya, saya bilang Bapak Ose Luan, Pak Ganip bilang oh itu cocok, saya juga kenal," kenang Bupati Willy.
Giliran Mayjen Ganip untuk bicara, suasana berubah haru. Meski sudah memegang mic, Mayjen Ganip tak bersuara.
Tatapan matanya nanar dan menahan tangis. "Saya rasa mau menangis," itu ucapan yang terucap.
Seketika itu, air matanya mengalir deras hingga tak mampu untuk melanjutkan pembicaraan. Ajudannya tergopo-gopo mengantarkan tisu.
Sang jenderal ini langsung kembali ke tempat duduknya untuk menenangkan diri.
Para anggota Kodim beserta isteri-isteri terlihat menangis dan menyeka airmata mereka. Semua larut dalma suasana haru.
Beberapa saat kemudian, setelah merasa mampu menguasai emosinya, Mayjen Ganip kembali berdiri untuk berbicara.
Namun begitu akan bicara, dia kembali menangis hingga pembicaraannya tersendat.
Mayjen Ganip begitu terharu melihat para anggota kodim, satu persatu mantan anak buahnya disebut namanya seraya meminta maaf jika belum bisa berbuat banyak dan belum bisa membantu di saat ada yang meminta bantuannya saat itu.
"Kalian yang membuat saya jadi begini. Saya minta maaf belum bisa berbuat banyak untuk kalian. Saya jadi begini karena pernah jadi Dandim di sini," katanya samba menekan matanya untuk sekedar menahan kucuran air matanya.
Mayjen Ganip menyebut Atambua sebagai tempat lahirnya yang kedua.
Dia mengungkapkan betapa sulitnya saat memimpin kesatuan itu di masanya yang penuh dengan segala keterbatasan dan tantangan.
Dia menyebut Bupati Willy adalah temannya bermain dulu. Bupati Willy adalah pengusaha yang peduli dengan masyakarat dan lingkungannya.
Banyak orang yang sudah dibantu oleh Bupati Willy saat dirinya menjabat sebagai Dandim Belu.
"Mengapa saya larut dengan perasaan saya, karena waktu itu saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang letnan kolonel yang betugas menangani masalah-masalah di sini dan itu saya lakukan dengan segenap kemampuan saya. Atambua ini memberikan berbagai ujian dan pengalaman kepada saya. Di sini, anak-anak saya bermain membaur dengan anak-anak para pengungsi saat itu hingga mendapat jodoh di sini. Terimakasih kalian sudah menjadikan saya Pangdam," ungkapnya sambil terus menangis.
Usai memberikan arahan dan menangis bersama, Pangdam sudah bisa mengontrol emosinya, dia lantas meminta asistennya untuk membagikan insentif kepada seluruh anggota dan isteri serta PNS yang hadir dalam aula itu.
Suasana berubah seketika saat itu. Ada yang tersenyum, ada yang tertawa terlebih ibu-ibu saat menerima uang dari asisten pangdam.
Pangdam kembali menyampaikan maaf karena belum bisa berbuat banyak dan tak membawa apa-apa saat datang ke tempat itu.
Dia juga sempat meminta doa semoga tetap sehat dan cemerlang dalam kariernya.
Dia hanya meminta para anggota Kodim bekerja sesuai aturan dan menggunakan hati tanpa menyakiti hati rakyat.
Para isteri diminta untuk mendukung suami dalam menjalankan tugas.
Dia juga mendoakan semoga Dandim Belu saat ini, Letkol Nurdihin Adi Nugroho bisa menjadi jenderal kelak. (*)