Mbay Kiri Kembali Memanas, Warga Usir Petugas, Begini Masalahnya
Warga yang menolak kebijakan pemerintah tentang pendistribusian lahan irigasi Mbay Kiri sempat menghadang dan mengusir Tim
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Agustinus Sape
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM, MBAY - Situasi Mbay Kiri kembali memanas ketika Pemda Nagekeo kembali berupaya memaksakan kehendak melakukan pembagian lahan irigasi Mbay Kiri, Rabu (23/8/3017).
Warga yang menolak kebijakan pemerintah tentang pendistribusian lahan irigasi Mbay Kiri sempat menghadang dan mengusir Tim Pendisttibusian lahan dari lokasi Irigasi Mbay.
Bahkan Asisten I Setda Nagekeo, Florentinus Pone nyaris menjadi sasaran kemarahan warga.
Pendistribusian lahan Irigasi Mbay Kiri akhirnya kembali tertunda.
Suasana di lokasi Irigasi mulai memanas ketika warga menerima informasi pada Selasa pagi bahwa hari itu Pemda Nagekeo dengan dukungan TNI dan Polri akan memaksa melakukan pendistribusian lahan Irigasi Mbay Kiri.
Sekitar 100 warga Kelurahan Mbay I menolak kehadiran Tim Pemerintah Kabupaten Nagekeo yang turun ke lokasi.
Warga yang sudah menunggu di lokasi sejak Rabu pagi menghadang Tim Pemda di Kajulaki sekitar satu kilometer menuju lokasi.
Mereka mengusir para pegawai dan tim bentukan Pemda dari lokasi.
Muhidin Laga, salah satu warga yang menolak pendistribusian lahan Mbay Kiri, Selasa siang, mengatakan, penolakan terhadap kebijakan kontroversi Elias Djo tentang pebdistribusian lahan irigasi Mbay Kiri karena kebijakan itu sarat ketidakadilan, nepotisme dan mengabaikan hak-hak warga lokal.
"Kita menolak karena pembagian lahan sawah tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan antara pemerintah pada zaman kepemimpinan Bupati Yoh S.Aoh dengan masyarakat.
Pemerintahan Elias Djo justru mengabaikan kesepakatan itu. Ini bentuk pengingkaran pemerintah yang sangat nyata terhadap rakyat," kata Muhidin.
Muhidin mengatakan, penentuan nama-nama penerima lahan Mbay Kiri juga dinilai sarat kolusi dan nepotisme. "
"Warga Mbay I yang mendiami daerah ini hanya 25 orang, sementara warga dari luar Kelurahan Mbay I, jauh lebih lebih banyak. Kelurahan Dhawe, 50 orang, Mbay II 39 orang, Danga 30 orang.
Ada warga dari luar Mbay I yang selama ini sudah memiliki lahan sawah di Mbay Kanan, masih dapat di Mbay Kiri. Padahal masih banyak warga Mbay I yang belum memiliki lahan sawah," demikian Muhidin.
