Mulai dari Potong Telinga, Hingga Perkosa Rakyat, Cara Sadis Raja-Raja di Nusantara Berikan Hukuman
Bukannya tunduk, Kertanegara justru memberikan jawaban yang mencengangkan, yaitu memotong telinga Meng Khi.
Oleh karena itu, beberapa waktu kemudian Sultan Agung kembali mengirimkan utusannya.
Kali ini yang dikirimnya bukanlah pasukan perang.
Namun, sepasukan algojo.
Tujuannya, untuk memenggal kepala panglima perang mereka, Pangeran Mandurareja, dan Tumenggung Bahureksa.
Alasannya, keduanya telah gagal dalam melakukan tugas untuk menyerbut Batavia yang dikuasai oleh VOC.
Perkosa Rakyat
Hukuman kejam lainnya yang pernah diterapkan adalah dengan memperkosa rakyatnya.
Cara semacam itu dilakukan oleh La Pateddungi yang memimpin Kerajaan Wajo di Sulawesi Selatan pada abad ke-15.
Berdasarkan buku Sejarah Indonesia: Penilaian Kembali Karya Utama Sejarawan Asing, tulisan Edi Sedyawati, La Pateddungi memang sering memperkosa istri rakyatnya.
Itu dilakukannya apabila nasihatnya didengarkan oleh rakyatnya.(*)