Pemuda Ini Lulusan Terbaik Akabri, Dulunya ke Sekolah Berbekal Jagung Goreng
Keluarga ini berkecukupan dan di desanya boleh dikata masuk katagori petani cukup kaya.
"Banyak kayu, kalau elpiji seminggu bisa habis Rp 20 ribu,"ungkap Srikanah.
Apapun kata orang, tetap enak memakai kayu bakar untuk memasak.
Meski ia tergolong petani mampu, Srikanah masih biasa ikut jadi buruh tanam padi. Dalihnya dari pada menganggur usai menggarap sawah sendiri, lumayan dapat tambahan dengan ikut buruh tanam.
"Tapi nek benjeng mboten angsal kali anak, nggih kulo mendo (kalau nanti dilarang sama anak, maka akan mengurangi kegiatan ikut orang, red)," katanya.
Ditanya keberhasilan yang dicapai anak terakhir, Srikanah mengaku senang. Saat diundang ke Surabaya dan diberitahu kalau anaknya nomor satu di AAL, ia hanya bisa menyebut.
"Alhamdulillah anakku nomor satu," jelasnya.
Srikanah dengan bahasa jawa medok berharap anaknya bertugas dengan jujur. "Dan jangan lupa sembayang," pintanya.
Sementara kalau mimpin anak buah juga harus hati-hati. Srikanah juga meminta Samsul Huda jangan sampai mencuri uang negara (Korupsi maksudnya, red). Kalau sampai itu terjadi, maka ngaji agama selama ini dipertanyakan.
"Ngajine piye, wong Islam kok nyolong,"ungkap Srikanah yang hendak berangkat haji bersama suaminya, Slamet pada 2035 nanti.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Babat, Sofyan Hadi ditemui Surya mengungkapkan, selama belajar di SMA yang dipimpinnya, Samsul Huda termasuk anak yang cerdas dan punya hobby olah raga.
"Sifat kepemimpinannya juga nampak. Dan selama itu juga tidak pernah membuat masalah di sekolah," tegasnya. (*)