Berita Kota Kupang

VIDEO:Mama Rofina 'Bermimpi' Keliling Dunia

Mama Rofina dan beberapa korban yang sudah berdatangan ke PT WKA mengeluh dan menggerutu.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Yeni Rachmawati

POS-KUPANG.COM,KUPANG--mama Rofina, korban PT Wein Kasih Aslakan ini tak pernah absen untuk hadir di Kantor tersebut, meskipun hanya memperoleh hasil semu akan janji pengembalian uang.

Apa yang dijanjikan PT WKA untuk mengembalikan uang mereka setiap hari Kamis minggu berjalan ternyata nihil. Ia selalu ada dan ketika jumpa pers digelar oleh Ketum LP2TRI, ia pun hadir.

Di bawah pohon ia duduk dengan wajah yang tak lesu penuh pengharapan agar uangnya dan anaknya senilai Rp 21.000.000 bisa kembali lagi ke tangannya.

Mama Rofina dan beberapa korban yang sudah berdatangan ke PT WKA mengeluh dan menggerutu.

"Nona e uang belum dikembalikan. Polisi juga belum tahan mereka. Kita sakit hati. Kaco nona e bayangkan. Dia menipu banyak orang. Saya rasa sakit sekali dengan dia pu tingkah. Kita mau bersabar sampai kapan," kata Mama Rofina yang berasal dari Eban-Kefamenanu.

Mama Rofina sudah enam tahun tinggal di sini karena mau buka usaha loundry dan tukang ojek. Tapi akhirnya usahanya macet total karena modal sudah dimasukkan ke PT WKA.

"Ingin jadi pengusaha kaya tapi jadi miskin terus. Kalau saya tabung di koperasi lain, saya sudah dapat pinjaman. Ini janji kita mobil fortuner," katanya.

Mama Rofina yang berprofesi sebagai tukang ojek ini sudah bergabung dengan PT WKA sejak 2014. Modal awal Rp 8.100.000 dengan janji Rp 53 milyar yang akan diperoleh tahun 2018.

"Saya sudah menghayal jadi orang kaya. Saya mau buka pertamina dengan Rp 53 milyar, saya beli seluruh perumahan di kota Kupang, buka panti asuhan untuk anak-anak yang susah di mana saya buka panti. Saya bawa semua keluarga ke luar negeri, terutama Yerussalem. Saya juga menghayal ingin bangun Gereja yang mewah di kampung saja. Tukang ojek bisa berubah hidupnya. Jadi kebanggaan keluarga. Tapi ternyata sekarang mau makan saja susah," katanya, Jumat (2/6/2017).

Salah satu korban asal Oesao, mengaku dirinya setiap Kamis juga selaku hadir di kantor tersebut. "Bila tidak uang, terbuka saja. Bilang uangnya habis dan masukkan dia di penjara dengan hukuman berat, sehingga kalau dia dipenjara kita tidak perlu datang ke sini," tuturnya.

Korban lainnya, Aranci Beis dengan merengut mengatakan selama jadi anggota ia tidak pernah dapat bonus apapun.
"Padahal suami saya sonde mau, waktu saya bilang mau ikut masuk di sini. Saya akhirnya pinjam orang punya uang," katanya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved