Sulitnya Mendapatkan Data Publik, Begini Analisis Aparatur Badan Pusat Statistik

Masyarakat NTT belum sepenuhnya menyadari pentingnya data dalam pembangunan. Contoh paling nyata tentang rendahnya

Editor: Dion DB Putra
zoom-inlihat foto Sulitnya Mendapatkan Data Publik, Begini Analisis Aparatur Badan Pusat Statistik
Net
ilustrasi

Oleh : Andrew Donda Munthe
ASN pada BPS Kota Kupang, Mahasiswa Pascasarjana IPB Bogor

POS KUPANG.COM -- Setiap orang mempunyai pemahaman yang berbeda mengenai data dan statistika. Pemahaman didasari sejauh mana tingkat pendidikan, lingkungan kerja, maupun status sosialnya. Bagaimana dengan masyarakat di NTT? Sudahkah memahami dengan baik dan benar arti penting data serta statistika dalam pembangunan?

Dalam buku "Statistika Dasar" (Asep Saefuddin, dkk; 1), data adalah suatu bentuk pencatatan berulang mengenai karakteristik suatu objek. Data dapat dihasilkan dengan melakukan percobaan, observasi, survei, maupun sensus. Sedangkan statistika adalah ilmu tentang pengumpulan, analisis dan interpretasi data dalam rangka pengambilan keputusan.

Masyarakat NTT belum sepenuhnya menyadari pentingnya data dalam pembangunan. Contoh paling nyata tentang rendahnya kesadaranakan pentingnya data adalah ketika lembaga statistik melakukan pendataan (sensus atau survei) di masyarakat. Pola pikir yang masih tertanam kuatdi masyarakat adalah setelah pendataan akan mendapatkan bantuan.

Padahal tidak semua pendataan berujung program bantuan. Ketika tak kunjung mendapatkan bantuan maka kekecewaan pun terjadi sehingga ketika dilakukan survei atau sensus yang lain, masyarakat tidak mau didata dengan alasan pendataan tersebut tidak bermanfaat.

Hal serupa juga terjadi ketika lembaga statistik mendata sektor usaha dengan skala menengah besar. Petugas pendata menemui banyak kendala. Mulai dari penolakan, kunjungan berulang kali, dokumen yang isiannya tidak lengkap, bahkan dokumen hilang.

Sulitnya para pengusaha skala menengah besar didata adalah karena khawatir hasil pendataan digunakan untuk perhitungan pajak. Padahal sebenarnya pendataan oleh lembaga statistik tidak ada kaitan sama sekali dengan pajak.

Belum sadar statistik juga terjadi di berbagai lembaga, dinas, maupun instansi pada lingkungan pemerintah daerah di NTT. Ketika konsumen data (lembaga statistik, pelajar/mahasiswa, LSM, masyarakat umum) membutuhkan data sektoral, proses untuk mendapatkan data sungguh sulit, memakan waktu tidak sedikit serta prosesnya berbelit-belit. Sudah saatnya pemangku kepentingan di berbagai lembaga, dinas, maupun instansi pada lingkungan pemerintah daerah di NTT "melek" statistik dengan mempermudah akses data sektoral kepada masyarakat. Menyediakan fasilitas pelayanan prima bagi konsumen data hingga menampilkan data sektoral tersebut dalam website resmi pemerintah daerah.

Launching Hasil SE 2016

Pada bulan Mei 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Sensus Ekonomi Tahun 2016 (SE2016).Dengan dukungan masyarakat, para pelaku usaha, serta seluruh elemen jajaran pemerintah daerah maka pendataan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Setelah pendataan lapangan masih ada tahapan pemeriksaan dokumen, editing coding, hingga pengolahan dokumen (document entry). Kemudian dilanjutkan tabulasi dan analisis data. Butuh waktu kurang lebih setahun untuk menyelesaikan pengolahan dan analisis data sehingga data hasil SE2016 dapat diumumkan kepada masyarakat luas.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT launching Hasil SE2016 pada hari Rabu, 24 Mei 2017 bertempat di Millenium Ballroom Kupang. Kepala BPS Provinsi NTT Maritje Pattiwaellapia dalam laporannya menyatakan jumlah usaha non pertanian pada tahun 2016 sebanyak 436,4ribu unit usaha. Dari total usaha tersebut ternyata Usaha Mikro Kecil (UMK) mendominasi di NTT yaitu mencapai 99,24 persen. Sedangkan sisanya, sebesar 0,76 persen adalah Usaha Menengah Besar (UMB).

Berdasarkan lapangan usahanya maka aktivitas ekonomi yang mendominasi di NTT adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran yang mencapai 42,49 persen dari seluruh unit usaha di NTT. Selanjutnya adalah usaha industri pengolahan (27,88 persen), serta pengangkutan dan perdagangan (7,81 persen).

Berdasarkan data yang telah dirilis tersebut, maka masyarakat umum dapat mengetahui struktur maupun pelaku usaha non pertanian yang ada di NTT.

Launcing Hasil SE 2016 merupakan momentum yang tepat untuk seluruh elemen masyarakat menyadariakan pentingnya data dalam pembangunan. Seorang statistisi, profesor, penulis, dan konsultan manajemen asal Amerika yaitu William Edward Deming (1900-1993) pernah berkata, "Without data you're just another person with an opinion." Artinya dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari adalah "Tanpa data, Anda hanyalah orang yang penuh dengan omong kosong". *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved