Rumah Terancam Ambruk akibat Longsor Gusuran Jalan Sabuk Merah Perbatasan

Waktu itu hujan lebat. Lalu malamnya saat mau tidur, dinding pecah dan ada yang jatuh sehingga kami kelua

Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Rumah Terancam Ambruk akibat Longsor Gusuran Jalan Sabuk Merah Perbatasan
EDY BAU
POS KUPANG/EDY BAU Inilah rumah milik warga Desa Fattulotu, Kecamatan Lasiolat, Yuliana Olo yang terancam longsor. Gambar diambil, Senin (17/4/2017).

POS KUPANG.COM, ATAMBUA- Yuliana Olo, warga Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu terancam kehilangan rumah tempat tinggalnya akibat longsor yang terjadi dekat rumahnya. Longsor terjadi sekitar tiga minggu lalu.

Longsor akibat penggusuran untuk pembangunan ruas jalan sabuk merah perbatasan depan rumah Yuliana.

Pantauan Pos Kupang, Senin (17/4/2017), retakan longsor berjarak kurang dari satu meter dengan kedalaman hampir tiga meter. Tembok penahan yang dibuat juga hancur akibat longsor. Tak hanya itu, dua buah tiang listrik ikut ambruk dan patah namun sudah diganti dengan tiang lainnya.

Dari jalan raya, rumah permanen milik Yuliana bertengger di ketinggian sekitar empat meter. Saat itu, Yuliana sedang sendirian di rumah. Dia hanya duduk termanggu di teras rumah. Sesekali dia berdiri di pinggir rumahnya sambil memandangi longsor yang nyaris merenggut rumah permanen miliknya.

Kepada Pos Kupang, Yuliana mengatakan sudah hampir sebulan sejak longsor, dirinya didera ketakutan saat malam hari. Dia takut sewaktu-waktu rumahnya bisa terseret longsor dan bisa mencelakainya jika sedang berada dalam rumah.

"Saya sering bangun pada malam hari. Saya takut tiba-tiba rumah ikut tergerus longsor," katanya.

Menurutnya, selama ini ia tak pernah mengkuatirkan adanya longsor di rumah yang dibangun sejak tahun 1974. Setelah adanya pengerjaan ruas jalan sabuk merah perbatasan oleh PT Nindya Karya (NK) menyebabkan terjadi longsor.

Dikatakannya, kepala desa setempat dan pihak pelaksana pekerjaan jalan sudah datang meninjau rumahnya dan mengatakan akan memperbaiki dengan membangun tembok penahan.

"Mereka sudah datang foto-foto dan bilang mau perbaiki tembok penahannya. Saya berharap secepatnya diperbaiki agar tidak merusak rumahnya," kata Yuliana. (roy)

Kades Lasiolat Mengungsi
Tak jauh dari titik longsor yang menimpa rumah Yuliana, diperkirakan sekitar 500 meter lebih ada titik longsor berupa amblasnya ruas jalan sepanjang hampir 30 meter. Kedalaman jalan sekitar 15 centimeter (cm) sampai 20 cm.

Amblasnya ruas jalan ini tidak menghambat arus lalulintas namun berbahaya jika pengendara tidak berhati-hati.
Amblasnya jalan juga berdampak pada rumah tinggal milik Kepala Desa Lasiolat, Siprianus Bele yang berada pada bagian bawah jalan. Rumah permanen berukuran 9 x 7 meter retak pada bagian tengah dan terancam rubuh.

Hal ini membuat Siprianus membongkar atap rumah dan memilih mengungsi ke rumah suku berjarak sekitar 20 meter dari rumahnya.

Kepada Pos Kupang di rumahnya, Senin (17/4/2017), Siprianus mengatakan, rumahnya yang baru dibangun sekitar tiga tahun lalu harus dibongkar sebelum ambruk agar material lainnya bisa digunakan lagi.

Menurutnya, rumah miliknya itu sudah mengalami retak-retak pada Januari 2017 lalu. Retaknya semakin membesar dan patah pada bagian tengah terjadi sekitar dua minggu lalu saat terjadi hujan lebat.

"Waktu itu hujan lebat. Lalu malamnya saat mau tidur, dinding pecah dan ada yang jatuh sehingga kami keluar," ungkapnya. Dia mengaku sudah melaporkan kepada Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Belu. "Saya sudah lapor tapi laporan resminya belum," pungkasnya. (roy)

tembok penahan patah diduga akibat konstruksi bangunan penahan yang kurang kuat
tembok penahan patah diduga akibat konstruksi bangunan penahan yang kurang kuat (edy bau)
Rumah Kades Lasiolat ikut retak
Rumah Kades Lasiolat ikut retak (edy bau)
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved