Inilah Janji Manajemen PT PLN untuk Masyarakat NTT, Realisasinya Dua Tahun Lagi
Data di PLN menyebutkan dari total 306 kecamatan yang ada di NTT, masih ada 22 kecamatan yang belum berlistrik.
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - PT PLN Wilayah NTT berkeinginan menerangi seluruh desa di wilayah NTT tahun 2018 mendatang. Hal ini diungkapkan General Manager PT PLN ( Persero ) Wilayah NTT, Richard Safkaur pada acara sinkronisasi desa listrik di Rote Ndao, Jumat (7/4/2017).
Pernyataan Safkaur ini membuat banyak orang senang. Sebab, tidak lama lagi desa- desa sudah terang benderang karena jaringan listrik sudah masuk hingga desa-desa di pedalaman NTT.
Data di PLN menyebutkan dari total 306 kecamatan yang ada di NTT, masih ada 22 kecamatan yang belum berlistrik. Dalam rangka mencapai target tersebut, pihak PLN berencana membangun gardu sebanyak 1.854 buah dengan total kapasitas 93 MVA, JTM 6.492 kms dan JTR 5.240 kms.
Tekad manajemen PT PLN ini tidak semuanya disambut baik karena tidak sedikit juga yang meresponnya dengan cibiran. Bahkan, menilai keinginan dari perusahaan plat merah ini hanya janji-janji manis saja. Betapa tidak, daya yang dimiliki PT PLN saat ini di NTT sangat jauh dari kebutuhan, baik itu jumlah mesin diesel yang dimiliki
PT PLN maupun sumber energi lain seperti panas bumi atau PLTA.
Hal ini dapat kita saksikan, daerah-daerah yang sudah dilintasi jaringan listrik terkadang tidak setiap saat mendapatkan penerangan. Bahkan, Kota Borong sebagai ibukota Kabupaten Manggarai Timur sering mengalami pemadaman secara bergilir akibat devisit daya dari PT PLN. Begitu juga Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur dan beberapa ibukota kabupaten lain di NTT.
Kondisi inilah yang menyebabkan pesimisme masyarakat kita menyahuti rencana PT PLN tersebut. Untuk daratan Timor saja, PT PLN masih memperoleh pasokan daya dari kapal Pembangkit Listrik asal Turki bernama Karadeniz Powership Gokhan Bey. Kapal ini dikontrak pemerintah untuk mengatasi devisit daya yang begitu luar biasa di NTT beberapa waktu lalu.
Dengan demikian, ketika kontrak ini nantinya berakhir, tentunya daratan Timor ini akan kembali mengalami kekurangan daya jika PT PLN belum menggarap potensi daya listrik yang ada di daratan Timor atau daerah lainnya di NTT sebelum kontrak kapal itu berakhir.
Selain itu, kita belum melihat geliat yang dilakukan PLN dalam membangun jaringan ke 22 kecamatan di NTT yang sejauh ini belum dialiri listrik. Padahal tahun 2018 tinggal delapan bulan lagi.
Jika ke tingkat kecamatan saja belum dilakukan, lalu kapan PT PLN membangun jaringan ke tingkat desa. Padahal untuk membangun jaringan tersebut begitu banyak persoalan yang dihadapi nantinya, seperti ganti rugi lahan, pohon yang ditebang dan lain sebagainya karena dilintasi jaringan listrik.
Terlepas dari berbagai persoalan yang menghadang PT PLN, sebagai masyarakat kita harus mendukung upaya PLN tersebut, sekecil apapun dukungan itu. Kita sangat berharap pada tahun 2018 seluruh desa di provinsi ini sudah berlistrik. *