Merespon Pujian Raja Salman. Apa yang Penting Untuk Toleransi di Indonesia?

Pujian Raja Salman menjadi siraman energi baik bagi Indonesia. Pertanyaan reflektif untuk kehidupan bertoleransi antarumat

Editor: Dion DB Putra
Thomson/Reuters
Raja Salman saat tiba di Bali 

Negative Willing kemudian diaktualkan dalam perilaku sehari-hari dalam koridor selalu untuk diri, kelompok sendiri: keinginan dan kebutuhannya, yang didukung oleh peluang dan kesempatan. Pada posisi ini biasanya para pejuang harmoni dan toleransi dipenjara/dihukum secara verbal, psikis-emosional bahkan hukum agama, sosial, adat dan negara. Atas penyakit ini "orang-orang mengerti" menekankan aturan moral.

Atas nama Good Will dan kemanusiaan, boleh jadi negara-negara di dunia beritikat mensweeping KKN dan melarang pungli. Khusus untuk hidup harmoni, toleransi dan damai, positive willing (good will) diberi ruang dan tempat serta terus dijunjung pada wujud NKRI harga mati sehingga Bhineka Tunggal Ika mendapat makna emas pada keindonesiaan raya.

Unjuk komitmen bersama untuk sebuah harmoni, tolerasni dan damai sejati siap dieksekusi. Kita juga siap tempur untuk menumpas akar penyakit kronis yang menyerang dan mengganggu ada bersama kita, harmoni kita, toleransi kita dan damai di area kehidupan kita. Jika tidak dibasmi, penyakit jenis ini membuat kita baik secara individual maupun komunal kejang dan tegang hampir saban hari bahkan dapat membuat kita "bisu" dalam tanda petik di bumi kita sendiri. Karena itu hanya dengan unjuk komitmen bersama dan kesiap-sediaan untuk membasmi penyakit kronis tolerasni, kita merespon bahkan memenuhi tuntutan pujian Raja Salman.

Satu pesan positif untuk kita; para tokoh lintas agama dan umatnya, bahwa "Penyakit jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan BERDOA dan BERPUASA. Karena keyakinan saja tidak cukup. Jika berpuasa melakukan intoleransi, inharmoni dan chaos pertanda kita adalah pendoa dan punya keyakinan, karenanya damai, persatuan dan kesatuan menjadi hidup kita. Kita percaya. Kita bisa! *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved