Lipsus Obat di RSUD Yohannes Kupang
Perawat RSUD Yohannes Kupang Berlari-Lari Pinjam Obat untuk Pasien
Ada pasien yang dipaksa pulang karena uang untuk bekal makan minum keluarganya selama di rumah sakit habis.
Penulis: omdsmy_novemy_leo | Editor: omdsmy_novemy_leo
Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Novemy Leo
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ada pasien yang dipaksa pulang karena uang untuk bekal makan minum keluarganya selama di rumah sakit habis.
PERAWAT selalu berada di garis terdepan melayani pasien yang sakit. Mulai dari menerima kehadiran pasien, mengganti infus, menyuntikkan obat seturut permintaan dokter dan lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga mengambil dan memberikan obat bagi pasien, memandikan, menggantikan pakaian hingga pampers pasien serta aneka tugas mulia lainnya.
Bahkan ada pasien dan keluarganya meminta perawat melakukan sesuatu walaupun bukan tugas pokoknya. Sebut misalnya, saat lampu mati, air di kamar mandi tidak jalan, lantai ruangan kotor dan sebagainya. Bahkan tak jarang dokter sering memarahi perawat jika ada masalah pada pasien.
Begitulah risiko pekerjaan seorang perawat. Mau tidak mau, suka tidak suka harus dilakukan karena perawatlah yang selama 24 jam berada di ruangan untuk melayani kebutuhan pasien. Semua hal tersebut di atas dialami sejumlah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. WZ Johannes Kupang.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang pekan lalu menyebutkan, selama beberapa bulan ini perawat sering menerima amarah pasien dan keluarga pasien terkait ketiadaan stok obat di rumah sakit itu. Sejumlah perawat terutama di kelas 2 dan 3, seringkali pinjam obat dari ruangan lain seperti kelas 1 atau ruang pavilium karena obat di ruangannya dan di apotek habis.
"Kasihan perawat di ruangan kelas 2 dan 3 itu harus pontang-panting lari dari ruangan satu ke ruangan lainnya terutama ke ruang kelas 1 atau pavilium. Untuk apa? Hanya untuk pinjam obat di ruangan itu karena stok obat di ruangannya dan di apotek habis," kata sumber Pos Kupang.
Sumber itu mengatakan, semestinya perawat tidak perlu datang ke ruangan lain, tetapi hanya menelepon untuk menanyakan ada tidaknya obat. Namun jika dengan telepon, bisa saja perawat di ruangan yang dituju itu mengaku obat itu tidak ada. "Kalau langsung ke ruangan kan mereka bisa lihat obat itu ada atau tidak," katanya.
Bagaimana dengan pasien kelas 1 atau VIP? Menurut sumber, jika pasien kelas 1 atau VIP biasanya adalah pasien yang ekonominya baik sehingga bisa saja kalau obat tidak ada di ruangan atau tidak ada di apotek, mereka bisa membeli di apotek luar RSUD Johannes Kupang.
"Kalau pasien kelas 2 dan 3 kan banyak yang tidak mampu sehingga tidak bisa beli jika obatnya habis. Makanya perawat yang membantu pasien yang tidak mampu itu," kata sumber.
Sumber menambahkan, jangankan untuk membeli obat yang nilainya ratusan ribu, uang untuk bekal makan minum dan transportasi bolak-balik untuk keluarga ke rumah sakit saja, seringkali tidak ada.
"Pernah ada pasien yang paksa pulang dari rumah sakit karena uang untuk bekal makan minum keluarganya habis. Tidak jarang, sejumlah perawat di kelas 3 itu patungan uang pribadi hanya untuk bisa membeli makan bagi keluarga pasien yang tidak mampu. Bayangkan saja," kata sumber.
Sumber lain menyebutkan, perawat pun sering dimarahi pasien dan keluarga kalau fasilitas di ruangan tidak memadai.
"Coba saja, air di dalam kamar tidak mengalir, perawat kena damprat. Ruangan tidak bersih, perawat kena marah. Obat tidak ada di apotik, perawat juga yang kena marah. Bahkan dokter juga sering marahi perawat. Jadi yang kena semprot paling banyak itu perawat," kata sumber. Padahal seharusnya semua itu adalah tanggung jawab manajemen.
Namun yang membahagiakan perawat adalah jika pasien dan keluarga pasien memberikan senyuman dan ucapan terima kasih setiap kali mendapat pelayanan. Bahkan jika ada pasien dan keluarga pasien yang berbaik hati, sejumlah makanan, buah-buahan yang lebih dibagikan kepada perawat.
"Memang hal itu tidak dibenarkan tapi namanya juga orang memberi ya tidak ditolak, asalkan bukan pemberian terpaksa," kata sumber lagi. (novemy leo)