Mendukung Kebijakan Penjualan Sapi di Ngada
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT pun kemudian berusaha untuk mengatur pengiriman sapi ke luar daerah.
Penulis: PosKupang | Editor: Dion DB Putra
POS KUPANG.COM - Sejak bertahun-tahun lalu, NTT sudah dikenal sebagai lumbung ternak sapi di Indonesia. Lumbung itu khususnya ada di Pulau Timor dan Sumba.
Ekspor sapi hidup dari NTT ke luar daerah cukup tinggi. Namun, akibat tidak diikat dengan regulasi yang baik, perlahan-lahan populasi itu mulai menurun. NTT tidak lagi jadi lumbung ternak. Lahan pakan ternak mulai tergusur. Populasi sapi makin sedikit. Ada banyak faktornya. Sebut saja salah satunya adalah sapi betina produktif yang dijual bebas ke pasaran sebagai sapi potong.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT pun kemudian berusaha untuk mengatur pengiriman sapi ke luar daerah. Setiap daerah ditentukan kuotanya. Kuota ini berdasarkan populasi ternak yang ada. Dan, kuota itu kini menuai protes dari Bupati Ngada, Marianus Sae. Marianus yakin, daerahnya akan over produksi sapi.
Peternakan di Kabupaten Ngada, memang bukan menjadi sektor utama dalam program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah setempat. Namun, lewat Program Perak yang dicanangkan sejak tahun 2011, populasi ternak di Kabupaten Ngada pun makin bertambah. Sedikit demi sedikit, sektor peternakan mulai memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan daya beli dan perekonomian masyarakat.
Hal itu yang membuat Marianus Sae yakin kalau suatu saat di daerah itu akan terjadi over populasi. Over populasi terjadi, karena batasan ternak sapi yang dikirim ke luar daerah lebih sedikit dibanding jumlah produksi yang makin meningkat.
Upaya kerja sama yang dilakukan Pemkab Ngada dengan Pemkab Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, adalah salah satu langkah yang diambil untuk mengantisipasi bila ada over populasi. Selain itu, hal ini akan menjadi pemicu bagi masyarakat untuk terus beternak.
Sebagai daerah otonom, di pasar bebas ini, Pemkab Ngada memang boleh melakukan apa saja demi peningkatan ekonomi masyarakat. Namun terkait keinginan membangun kerja sama pengiriman sapi dengan daerah lain, harus disertai regulasi yang mengikat. Maksudnya adalah salah satunya, yakni agar jangan sampai kasus sapi betina produktif seperti yang terjadi di Timor dan Sumba pun terjadi di Ngada.
Terobosan ini patut didukung. Namun harus dikawal agar tetap konsisten. Harga jual sapi di luar NTT memang menggiurkan. Artinya, bila program peternakan sapi dilakukan dengan benar dan pasar penjualan terbuka, maka tidak mungkin Ngada menjadi lumbung ternak sapi di NTT. *